Selasa, 11 Desember 2012

WINARA CINTA RAMA CINTA SINTA

Lonceng di tengah kota berdentang tiga kali. Langkah kaki berlomba menyusuri jalanan dengan petak persegi. Potongan bunga terhambur di sana sini. Wajah-wajah penuh senyum ikut menjelajah sore itu.

Selamat atas pernikahannya

Semoga cepat dapat momongan ya

Aduh, pengen cepat nyusul deh

Banyak sekali komentar yang terlontar dari mulu para tamu. Hanya Winara yang manyun. Bibirnya ditekuk sedemikian rupa ke depan, matanya menyipit, dan dahinya berlipat. Dia kesal setengah mati melihat ini semua.

Sepuluh tahun dihabiskannya menemani Rama tidaklah cukup untuk menunjukkan bahwa dialah yang pantas menjadi pendamping Rama. Sementara Sinta yang muncul dalam waktu hanya lima bulan, dapat dengan mudah mengambil seluruh cinta Rama.

Ah, bukankah Rama memang untuk Sinta?

Tidak. Dengan cepat Winara menepis pemikiran itu. Dialah yang seharusnya bersama Rama. Dialah yang paling mengerti Rama, bukan Sinta atau siapa pun. Rama sempurna untuknya dan dia sempurna untuk Rama sedangkan Sinta, hanya seorang gadis biasa dengan pendidikan rendah. Tidak punya kemampuan spesial.

*
Berpuluh-puluh tahun berlalu dengan cepat. Winara masih saja menyindiri. Hidupnya dihabiskan untuk mengganggu kehidupan Rama dan Sinta. Namun lihatlah, Rama dan Sinta tetap hidup bahagia. Dua anak mereka bahkan tumbuh dengan sangat sehat. Dan hari ini, salah satu anak mereka akan menikah. Di tempat yang sama.

Lonceng di tengah kota berdentang lagi. Suasana berpuluh-puluh tahun kembali menghampiri tempat itu. Winara masih memasang wajah tidak menyenangkan. Hatinya kesal setengah mati. Dia masih tetap percaya bahwa Rama memang tercipta untuknya. Sementara Rama tidak peduli dengan semua itu, dia bahagia menikmati hidupnya bersama Sinta.

*

Cinta, bukan mencari pasangan yang sempurna tetapi mencari pasangan yang cocok untuk menutupi ketidaksempurnaan kita.
Cinta, bukan dilihat dari berapa lama bersama tetapi seberapa dalam kebersamaan itu mengukuhkan cinta.
Cinta, tidak pernah memaksa.

Untuk Winara yang selalu menunggu Rama.
Untuk Rama dan Sinta yang (semoga) selalu berbahagia dengan cinta yang sederhana.


- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do u think, say it !