Kamis, 21 Februari 2013

JOGJA 2 : TAMANSARI

Hari ke dua di Jogja setelah melihat sekatenan (Jogja 1) di alun-alun utara, kami memilih berkunjung ke Tamansari. Ini adalah kali ke dua saya ke sana.


Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta, yang dapat dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.

Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko, besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri. Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.
Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan. - wikipedia

Harga tiket masuk untuk satu orangnya Rp.3.000 untuk wisatawan domestik dan untuk izin untuk memotret, dikenakan biaya Rp.1.000



Memasuki bagian pertama, kita akan melihat segaran (danau buatan) yang terletak diantara bangunan berwarna krem. Kami melangkah ke arah samping, memasuki sebuah bangunan yang membatasi dua segaran. Ayu dan Erwin memilih naik ke menara untuk melihat-lihat. Sementara saya dan Oniisan menunggu di bawah. Ketika menunggu, secara kebetulan saya bertemu dengan kakak dan adik tingkat sewaktu SMA, Kak Dayat, Risky, dan satu orang lagi yang saya lupa namanya -_- (maaf).

Kami lalu beranjak ke kolam yang lain. Kolam pemandian di area ini dibagi menjadi tiga yaitu Umbul Kawitan (kolam untuk putra-putri Raja), Umbul Pamuncar (kolam untuk para selir), dan Umbul Panguras (kolam untuk Raja).





Setelah puas melihat sana sini kami lalu menuju ke tempat lukisan batik. Beberapa tahun yang lalu saya berjanji kepada penjual di tempat itu untuk membeli lukisan simbol cinta sejati (Rama Shinta, Arjuna Srikandi).

Pilihan saya jatuh pada lukisan batik Rama dan Sinta versi klasik. Versi klasik? Yup, lukisan batik di sana memiliki dua versi, klasik dan modern. Lukisan batik modern lebih berwarna dibandingkan lukisan klasik.


Ayu sepertinya pengen jadi model lukisan :P
Lukisan Nyi Roro Kidul yang menghipnotis
Setelah dari tempat tersebut, kami tidak langsung menuju ke arah bangunan lain di sayap lain Tamansari, kalau gak salah ingat bangunan tersebut dulunya menjadi dapur. Namun kami menuju ke bangunan Sumur Guling, tempat yang dulunya dijadikan Masjid. Kami melewati jalur yang meliuk-liuk sebelum sampai ke sana. Sempat berfoto dan singgah di tempat oleh-oleh.

Iklan tak berbayar :P
Gambarnya lucu (>.<)
Voice of Jogja, tempat jual kaos big size dengan gambar-gambar yang lucu, penjualnya juga ramah
Setelah melewati beberapa jalan meliuk dan lorong-lorong akhirnya kita sampai di tempat tujuan.
Sumur Guling memiliki tempat imam memimpin shalat. Di tempat ini suaramu akan bergema dan terdengar hampir ke seluruh penjuru bangunan. Hal ini terbukti ketika beberapa pengunjung di bagian lorong atas sedang berbicara, saya dan beberapa pengunjung di sisi lorong lain mendengar percakapan mereka tanpa melihat wujud mereka (padahal ngobrolnya sambil berbisik).



Empat tangga menuju ke bawah sedangkan satu tangga lain menuju ke arah atas. Katanya hal ini merujuk pada rukun Islam (entahlah).

Setelah dari Sumur Guling, kami menuju ke tempat kunjungan terakhir. Melihat puing-puing dan berisitirahat sejenak. Pegel juga berkeliling selama beberapa jam. 


Foto alay hari itu . . .
Sekian untuk jalan-jalan di Tamansari. Adios !

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Read More..

Rabu, 20 Februari 2013

KISAH LANGIT



Kisah cinta Puteri Matahari dan Pangeran Awan, di mulai dari sebuah Kastil Cahaya. Kastil megah yang memantulkan cahaya hangat serta hawa yang sejuk. Tempat berkumpulnya para penerus Negeri Atas Langit. Di Kastil Langit mereka belajar tentang segala hal, mencintai dan dicintai, mengerti dan dimengerti, kehidupan.


Puteri Matahari, memiliki rambut yang hitam kelam, panjang terikat sempurna. Di kepalanya tersemat sebuah mahkota berbatu jingga kemerahan.


Pangeran Awan, seorang pangeran dengan rambut pirang berkilau. Senyumnya selalu membawa kesejukan seperti tempat asalnya.

*

( bingung nulis narasinya )


( gambar untuk tulisan disini )

PS : belakangan ini suka bikin sketsa bareng si mister, jarang mainan digital painting lagi. Doodle-Doo

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Read More..

Senin, 18 Februari 2013

TRADISI GAMPANGNYA MENJAGA KEBERSIHAN

Bersih pangkal sehat !

Entah darimana peribahasa itu muncul, tapi disadari atau tidak kesehatan memang bergantung pada kebersihan (salah satunya). Pernah sadar tidak kalau sebenarnya kita bisa gampang menjaga kebersihan karena hal tersebut telah menjadi tradisi. Nih contoh gampangnya menjaga kebersihan yang tanpa disadari kita lakukan sehari-hari :

1. Mandi, siapa sih orang di dunia ini yang belum pernah mandi ? (oke, gak perlu bilang saya kalau emang kamu males mandi).Maksudnya di dunia ini semalas-malasnya seseorang untuk mandi, suatu saat dia pasti akan luluh juga untuk merasakan sensasi sabun dan air yang saling beradu. Contohnya ketika mendadak naksir seseorang, trus orang itu ngajak kencan. Pasti mau tampil wangi dan bersih kan ? Nah, langkah awalnya ya mandi.


2. Mencuci pakaian atau piring. Menjaga kebersihan peralatan makan dan perlengkapan yang melekat dibadan juga sudah menjadi kebiasaan umum seseorang. Kecuali kalau kamu seorang konglomerat yang sekali make barang langsung dibuang :))


3. Membuang sampah pada tempatnya. Kenapa "pada tempatnya" dicetak miring ? Karena beberapa orang mengartikan kata itu sebagai "buang di sungai, di halaman rumah tetangga, di selokan, di mana saja sesuka hati". Entah karena ambigu-nya kalimat atau kekurangpahaman masyarakat sehingga kita masih melihat sampah bertebaran di mana-mana. Tapi, mereka gak salah kok, mereka sudah menjaga tradisi dengan membuang sampah pada tempatnya.


Nah, ternyata menjaga kebersihan itu gampang bukan? Tuh beberapa bahkan sudah menjadi kebiasaan kita. Yuk, biasain menjaga kebersihan yang lain sehingga menambah tradisi baik lainnya.

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Read More..

Kamis, 14 Februari 2013

JOGJA 1 : SEKATEN

Terhitung sejak tanggal 23 Januari, saya hijrah sementara dari Bandung ke Jogja. Berangkat ke Jogja bareng Erwin, Ayu, dan Oniisama di pagi buta yang dingin-dingin unyu. Ini untuk kali pertama nyobain naik kereta ekonomi dan membawa si ganteng Noir.

Terjadi gonjang-ganjing di stasiun, dilarang membawa hewan karena takut mengganggu penumpang lain -_-
Untungnya, penjaga gerbong barang kebetulan lewat. Nitip sebentar deh sama mas-nya setelah ngobrol beberapa saat. Sempat khawatir karena cuaca panas banget.

Sore menyambut, sampailah di Jogja. Langsung meluncur menuju rumah Erwin, mandi, dan bersiap-siap menuju acara Sekaten. Dari Bandung, kita memang sudah niat melihat acara ini.

Apa itu Sekaten? Ada yang sudah pernah melihatnya?
Biar gaul, baca penjelasan hasil comotan berikut ini :

Sekaten atau upacara Sekaten (berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat) adalah acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad s.a.w. yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.


Pada hari pertama, upacara diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi Dalem (punggawa kraton) bersama-sama dengan dua set gamelan Jawa: Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu. Iring-iringan ini bermula dari pendopo Ponconiti menuju masjid Agung di alun-alun utara dengan dikawal oleh prajurit Kraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara dari masjid Agung, sementara Kyai Gunturmadu akan berada di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua set gamelan ini akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud selama 7 hari berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang ke dalam Kraton. - wikipedia



Nah, kurang lebih begitulah penjelasannya. Melihat acara Sekaten secara langsung merupakan pengalaman pertama bagi saya. Kaget melihat luapan manusia di alun-alun utara. Beberapa tampak berbaring (sepertinya menginap beberapa hari di tempat ini).

foto diantara keramaian orang
Berhubung kami datangnya di sore hari, jadi kami hanya bisa melihat prosesi pengembalian gamelan ke dalam Keraton. Sembari menunggu prosesi tersebut, kami mengelilingi area sekitar untuk melihat beberapa kereta yang dipajang, ngobrol santai bersama abdi dalem, dan berfoto bersama sinden.


Dengan mata mengantuk dan badan yang pegal-pegal kita memutuskan untuk segera pulang. Namun ternyata pintu pagar untuk keluar telah ditutup.

"Sampeyan mau kemana? Dikit lagi acara puncaknya loh. Gamelannya mau dimasukin"

Yang jaga menunjuk ke pagar lain. Beberapa orang tampak mulai berdiri dan berbaris. Kami berempat langsung siap siaga mencari tempat yang pas untuk merekam prosesi tersebut. Untung saja Oniisama memiliki tinggi yang lumayan :P jadi tugas merekam gambar diserahkan padanya, dengan konsekuensi kepala saya sebagai ganjelan tangannya yang besar -_-,

Ke esokan harinya kami masih ingin melihat prosesi lain yang katanya akan diadakan pagi hari. Erwin sempat menceritakan prosesi apa itu, tetapi saya tidak mengingatnya karena setengah sadar. Yang saya ingat ada hubungannya dengan gunungan. Mungkin acara yang dimaksud Erwin seperti yang dijelaskan ini :


Grebeg Muludan

Acara puncak peringatan Sekaten ini ditandai dengan Grebeg Muludan yang diadakan pada tanggal 12 (persis di hari ulang tahun Nabi Muhammad s.a.w.) mulai jam 8:00 pagi. Dengan dikawal oleh 10 macam (bregodo/kompi) prajurit Kraton: Wirobrojo, Daeng, Patangpuluh, Jogokaryo, Prawirotomo, Nyutro, Ketanggung, Mantrijero, Surokarso, dan Bugis, sebuah Gunungan yang terbuat dari beras ketan, makanan dan buah-buahan serta sayur-sayuan akan dibawa dari istana Kemandungan melewati Sitihinggil dan Pagelaran menuju masjid Agung. Setelah dido'akan Gunungan yang melambangkan kesejahteraan kerajaan Mataram ini dibagikan kepada masyarakat yang menganggap bahwa bagian dari Gunungan ini akan membawa berkah bagi mereka. Bagian Gunungan yang dianggap sakral ini akan dibawa pulang dan ditanam di sawah/ladang agar sawah mereka menjadi subur dan bebas dari segala macam bencana dan malapetaka. wikipedia 


Keinginan melihat salah satu prosesi Sekaten di pagi hari batal sudah, kami semua bangun terlambat. Wajar saja, perjalanan yang menguras tenaga dari Bandung ditambah begadang karena menyaksikan prosesi memasukkan gamelan.

Berhubung acara Sekaten yang ingin kita lihat telah selesai, kami memutuskan untuk berkunjung ke Tamansari dengan berjalan kaki dari tempat parkir disekitar alun-alun utara. Dalam perjalanan menuju ke Tamansari, kami berkesempatan memotret beberapa rombongan (ikutan narsis juga).




Nah untuk kelanjutan jalan-jalan ke Tamansari dan tempat kece lainnya di Jogja, menyusul. Sampai di sini dulu. Adios.

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Read More..

Senin, 11 Februari 2013

CINTA NEGERI CAHAYA

Halo dunia yang cerah ceria menyambut hari esok. Hari ini ada kabar dari Putri Matahari. Pangeran Awan mengajak Putri Matahari berkeliling di tanah kelahirannya, Kerajaan Biru. Banyak sekali hal baru yang ditemui Putri Matahari di sana. Dia belajar lagi tentang kepercayaan, rasa sakit hati, dan airmata ketulusan.

Lukisan indah dikanvas kering yang dulu terlupakan oleh Putri Matahari kini terukir lagi. Aku akan menunjukkannya nanti, ketika angin bernyanyi kalam hati dan desahan napas kerinduanmu memanggilku untuk berdongeng tentang kisah cinta dua penghuni negeri cahaya.

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Read More..