Minggu, 30 Oktober 2011

HEY KAU


Hey kau ... jiwaku
Hey kau ... hatiku
merenung sejenak bisa kan?
dulu dinginnya udara pagi, tidak menghalangi semangatmu untuk bangun
dulu apa pun yang terucap bisa membuat orang lain tersenyum
dulu kau anak hutan

sekarang dinginnya udara pagi, membuatmu terus menggeliat diantara selimut biru
sekarang tanpa kau sadari kau telah menyakiti dia, mereka, kita
sekarang kamu siapa?

Hey kau ...diriku sendiri !!


19 November 2010


- Regrads Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Read More..

Kamis, 27 Oktober 2011

IT'S IN ME

Hello Sunny Shine, howdy? hope all of u doin' fine . . .

Kali ini mau iseng nulis isi hati (eaaaaa), belakangan saya baru nyadar kalau selama ini banyak yang negur perilaku saya. Saya dibilang cuek -_-,
Cuek karena jarang memberi ucapan selamat ke teman sendiri, cuek karena kalau ada yang ngomong saya hanya pasang tampang 'datar', cuek karena saya selalu bilang 'it's ok' . Dan saya baru nyadar kalau itu adalah cuek versi mereka , yah dan juga saya -_-,

Dulu dan mungkin beberapa minggu sebelum ini, saya juga sering memarahi beberapa orang karena menurut saya mereka cuek tapi sekarang saya sadar apa yang terlihat oleh mata belum tentu benar, karena saya juga mengalaminya sendiri -_-,

Saya dibilang cuek karena jarang mengucapkan selamat atau menunjukkan rasa simpati terhadap seseorang. Well, well, well saya memang seperti ini, bahkan dikeluarga saya sekalipun rasa cinta tidak ditunjukkan dalam bentuk ucapan, pelukan hangat, atau bahkan ciuman kasih sayang. Semuanya serba tersirat dan dirasakan dari hati. Hidup dilingkungan seperti itu membuat saya merasa semua akan baik - baik saja kalau saya juga seperti itu ditempat lain. Tapi ternyata tidak, dunia berbeda dan manusia juga berbeda.
Saya tidak suka mengucapkan 'selamat ulang tahun' atau 'selamat ya atas bla bla bla' karena saya merasa itu bukan saya. Tapi, hal itu bukan berarti saya tidak peduli, saya mengucapkan selamat dan ikut berbahagia lewat senyuman dan doa, semua serba tersirat -_-,

Saya memasang wajah datar ketika seseorang berbicara karena saya mencoba mencerna ucapan mereka, sejak kejadian beberapa tahun lalu fokus saya berkurang -_-, dan saya bukan tipe orang yang bisa dengan gampang memasang tampang 'excited' jika memang saya tidak 'excited' karena itu sama saja menipu diri sendiri. Walaupun begitu saya tetap mendengarkan dengan baik.

Saya selalu bilang it's ok dan semua baik - baik saja karena saya tidak mau menjadi beban (walau ujung - ujungnya nyerah juga). Ayah selalu bilang, jangan jadi manja, jika masih bisa dilakukan dan dilewati sendiri, jangan sekali - kali menyusahkan orang lain. Mungkin saya salah mencerna kata - kata itu ya -_-,

After all, saya mau berubah . . mau terlihat lebih care karena saya tahu bagaimana rasanya/'merasa' dicuekin (baru nyadar diri sendiri juga begitu), dimulai dari orang tua dan sahabat terdekat dulu. Coba ngucapin selamat ulang tahun dan menanyakan keadaan mereka. Yah, tapi susah sekali -_-, saya merasa ada sesuatu yang menggelitik bila saya menunjukkan rasa sayang saya secara langsung -_-,

Harus lebih berusaha lagi nih , GANBATTE KUDASAI :3

- Regrads Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Read More..

Selasa, 25 Oktober 2011

HEY KAWAN [PERIUK EMAS]

Hey kawan . .
tahukah kau ?
disaat angin berdesir pelan merasuki kulit - kulit tipisku yang berdiri diantara lampu merah,
kau meringkuk malas didalam sulaman perak dan menatap matahari pagi dengan malas . .


Hey kawan . .
tahukah kau  ?
kau dengan pongah melempar periuk emas bertahta kekayaan gunung dan lautan seakan tak cukup bagimu,
sementara aku dan mereka yang berdiri diantara lampu merah tetap tersenyum dengan periuk batu bertahtakan pasir bekas gunung dan lautan . .

Hey kawan . .
tahukah kau  ?
sejengkal langkah menuju indahnya dunia tak pelak kau ukir karena keluhan peluh yang menetes,
lihatlah aku dan mereka, beribu jarak terlewati sudah, peluh beriak diantara tubuh kami bagaikan hembusan air surgawi yang selalu menemani . .

Hey kawan . .
tahukah kau ?
teriakanmu membahana saat satu katamu tak terwujud ke dalam bentuk nyata,
sementara aku dan mereka disini tak pernah berteriak meskipun kata tak pernah terwujud

Hey kawan . .
aku dan mereka tidak iri, ya memang kami tidak iri
mungkin kami tidak seberuntung dirimu yang memiliki periuk emas
tapi kami bahagia dengan apa yang kami miliki

Hey kawan . .
tahukah kau arti bersyukur? kurasa hal itulah yang patut kau ketahui

- untuk mereka yang bergelayut dengan gemerlap duniawi dan periuk emas -
1 April 2011


- Regrads Pipit -
Read More..

KARYA ISENG

Hello Sunny Shine, howdy? hope all of u doin' fine :)

Entah mengapa hari ini saya iseng mengunjungi blog saya yang lama, blog yang dulunya berisi hasil karya iseng saya, sebagian besar berupa cerpen dan cerbung :3

Saya memang suka sekali menulis :D , dan tadi secara tidak sengaja saya menemukan kembali file cerpen yang dulu sempat di upload ke Scribd :D

Rencananya sih saya upload kesana supaya mudah didownload dan dibaca sama teman - teman :D hehehe . . cuma dua cerpen sih yang sempat di upload :

THE ROSE
DO YOU LOVE ME JUST SAY IT

Feel free to download but please do not make it as ur own, tolong hargai jerih payah orang lain :)

- Regrads Pipit -
Read More..

Minggu, 23 Oktober 2011

MY LOVELY SUNBAE [PART 1]


Tittle              : My lovely sunbae
Author            : Pipit ‘sunny’
Rating             : Teenager
Casts               : -   Bae Yong Jung as Yon sama
    -      Kim Hyun Joong as Hyun
    -      Im Yoon Ah as Yoona
    -      Cho Sora
    -      Min Jung
Genre               : Romance
Length              :Short story
Disclaimer      : Bae Yong Jun belong to boundaries of forest talent agency(although I hope he’s mine, mukyaaaaaaaa), Kim Hyun Joong belong to KEYEAST talent agency, Im Yoon Ah belong to SM Entertainment agency, Cho Sora belong to Wind Starshinee, and Min Jung, plot, and story are mine.




Jepang, 18 April 2008

Min Jung merasakan angin berdesir ringan diantara rambutnya. Ke dua bola matanya yang biru pucat tertuju pada sosok seorang pemuda yang sibuk memotret di sebuah kuil.

“Oniisan” desisnya dalam hati.

“Nona, sudah waktunya kita pergi” seorang pria berkemeja rapi menghampiri Min Jung.

Min Jung mengangguk seraya meniti langkah mengikuti pria berkemeja itu. Tangannya terkepal kuat sementara ke dua bibirnya terkatup sangat kuat, Min Jung mencoba menahan airmatanya.

Pesawat yang dijadwalkan berangkat siang ini datang tepat pada waktunya. Dia membawa Min Jung beserta perasaan sedih yang terbungkus rapi di dalam hati.

***

Min Jung merapikan segala keperluannya dengan cermat. Dia menatap deretan buku yang tersampul rapi di atas meja serta tempat pensil berbentuk bayi burung hantu sambil tersenyum.

“Semua sudah beres, sekarang aku siap berperang !” teriak Min Jung berapi – api.

“Berperang untuk apa?” seorang gadis berwajah masam masuk ke kamarnya.

“Bisakah kau sedikit sopan nona muda? Masuk tanpa mengetuk pintu” kata Min Jung dengan 
gaya seolah – olah dia sedang berbicara dengan gadis kecil.

“Ne~ unnie “ gadis itu tertawa mengejek sangat menyebutkan kata tersebut.

Setelah itu, keduanya pun tersenyum dan saling berpelukan. Min Jung menatap gadis bertubuh jangkung dihadapannya. Sahabat kecilnya yang selama ini tinggal di korea demi mengejar cita – citanya menjadi seorang penulis.

“Sora, kata ahjumma kau akan tinggal disini bersamaku?” tanya Min Jung.

“Ne~ dan coba tebak, kita juga satu sekolah”

Air muka Min Jung berubah semakin cerah mendengar kata – kata itu. Sejak diminta pindah ke korea untuk mengikuti ke dua orangtuanya, Min Jung tidak pernah merasa sebahagia ini. Dia selalu marah dan merasa terjebak dalam sebuah keadaan yang tidak seharusnya. Min Jung sangat mencintai Jepang dan tidak ingin pergi dari negeri matahari terbit itu.

“Hey, kenapa melamun?” Sora mengagetkan Min Jung.

“mwo?ah aniyo, aku hanya merenung. Akhirnya aku menyukai korea”

“Ah~ sekarang sudah ada Hyun dan aku makanya kau senang” goda Sora.

Min Jung tersenyum sendu lalu menarik tangan Sora keluar kamar. Hyun adalah kekasih Min Jung sejak setahun yang lalu. Hyun sangat memperhatikan Min Jung dalam diam, dia adalah tipe pria yang cuek namun penyayang.

Sora menyenggol lengan Min Jung sambil tersenyum penuh arti. Min Jung mengalihkan pandangannya pada sosok pria dihadapannya. Pria itu tersenyum penuh arti seraya turun dari motor putihnya.

“Annyeong, hari pertama masuk SMA aku harus mengantarmu”

“Hyun aku . . .” Min Jung menatap Sora dengan tatapan berharap.

Sora mendorong Min Jung kehadapan Hyun dan membentuk lingkaran kecil ditangannya seraya menggumamkan kata “its ok”.

***

Pelajaran telah dimulai sekitar 10 menit, Min Jung terus menatap keluar jendela dan melihat para siswa yang dihukum karena telat.

“Sssstt, Min Jung-ah “ Sora berdesis kecil sambil menarik badannya mendekati Min Jung “kau masih memikirkan pria itu kan? Pria jepangmu”

Min Jung mengangguk perlahan. Sora mendesah “ckckckc, pabo yeoja!” lalu dia pun mulai berceramah panjang lebar mengenai Hyun serta cintanya yang besar pada Min Jung. Sora terlalu bersemangat sehingga tidak menyadari bahwa guru mereka telah berdiri disampingnya.

 “Kau tahu kalau Hyun . . .”

“Ehm . .”

“Bisakah kau diam sebentar, aku sedang sibuk . . .” Sora membalikkan badannya dan menatap wajah gurunya yang terlihat marah “. . . er sonsaengnim hehehehe . .”

“Jika sekali lagi kau membuat keributan, kau akan berdiri dengan satu kaki di depan pintu itu !” kata guru tersebut dengan mata melotot.

“Ne~ “ Sora mengangguk malu sementara teman – temannya tertawa mengejek. Min Jung tidak memperdulikan hal tersebut karena ke dua bola matanya tertuju pada sosok seorang pria berambut pirang yang dikuncir setengah.

“Aniyo . . . itu bukan dia” Min Jung menepuk – nepuk wajahnya sendiri seolah – olah dia baru saja bermimpi “Min Jung~ah kau harus sadar”.

***

Hyun menatap tempura dan nasi kepal yang dibuatkan oleh Min Jung.

“Kau tidak suka?” Min Jung mencoba menerka ekspresi Hyun.

“Ah aniyo, aku sudah terbiasa dengan makanan Jepang sejak bersamamu” Hyun mengelus rambut hitam Min Jung dengan lembut.

“EHEM ! YA! Bisakah kalian menjaga perasaanku? Tolong jangan bermesraan selagi aku disini” Sora berdecak marah dengan makanan yang masih terkulum dimulutnya.

“Ahahahaha mian . . .” Hyun dan Min Jung tersenyum menatap ekspresi Sora.

Tepat saat itu, seorang pria berambut pirang yang dikuncir setengah melintas diantara pepohonan. Mata Min Jung terbelalak lebar dan tanpa sadar dia berlari mengejar pria itu.

“Chagi . . .” Hyun mencoba menahan Min Jung namun Min Jung menangkis tangan Hyun dan berlari mengejar pria itu.

“Itu Yon sama ! Dia Yon sama !” teriak Min Jung dalam hati.

- continue -

best regrads Pipit xoxo 
Read More..

Sabtu, 22 Oktober 2011

HUJAN UNTUK RAHMI

source : flickr aegea


Hari ini hujan kembali membasahi Kota Bandung. Aku menatap butiran - butiran lembut air langit itu dari balik jendela. Aku mengingat Rahmi, gadis kecil yang mungkin kini sedang tersenyum dan berusaha menggapai mimpinya. Hujan yang tidak ku sukai........

***

Rahmi berlari - lari kecil diantara derasnya hujan. Dia tersenyum sambil berkata

"payungnya pak, payungnya bu"
               
Ada beberapa orang yang merasa iba dan menggunakan jasa yang ditawarkan Rahmi dan ada beberapa orang pula yang hanya melewati Rahmi tanpa menoleh sedikit pun. Mungkin mereka merasa tidak membutuhkan jasa tersebut atau mungkin mereka sedang terburu - buru.

Rahmi berusaha sekeras mungkin, berlari kesana kemari. Dia ingin mendapatkan penghasilan yang lebih di hari yang sendu ini. Dia ingin memanfaatkan payung dipinjamnya dari Bang Togar dengan semaksimal mungkin,maka dia pun mulai menawarkan jasa ojek payung di depan sebuah mall ternama di kota Bandung.

"Buat apa payung ini?" tanya Bang Togar dengan aksen Medan yang masih kental.

"M-m-mau dipakai" jawab Rahmi gugup.

"Bah, tak usah kau bilang juga Abang tahu. Maksudnya mau kau pakai untuk apa?"

"M-mau nyari duit Bang" kata Rahmi sambil menundukkan wajahnya.

"Uang jajan kau tidak cukup rupanya. Nantilah ku bilang sama bapak kau. Pulang sana. Istirahatlah kau."

"Tapi Rahmi butuh uang Bang" kata Rahmi dengan mata yang berkaca - kaca.

Bang Togar menghela napas dan segera memberikan Rahmi payung warna - warni yang dipegangnya. Bang Togar merasa iba melihat Rahmi, anak berumur 7 tahun itu bekerja. Bang Togar sebenarnya mengatahui alasan Rahmi bekerja dan meminjam payung tersebut namun ia selalu mencoba untuk menolak Rahmi dengan cara halus. Tetapi seperti hari ini, Bang Togar selalu luluh melihat wajah sendu Rahmi dan pada akhirnya payung tersebut ia pinjamkan.

Hujan merupakan senyum Rahmi. Semua orang di kompleks kumuh itu mengetahuinya. Rahmi sangat ingin memperbaiki atap rumahnya yang terbuat dari kardus. Saat musim hujan menyapa Kota Bandung, rumah Rahmi selalu tergenang oleh air. Rumahnya yang sebagian besar terbuat dari kardus itu, tidak mampu menahan derasnya hujan yang turun.

"Pak, kapan rumah kita punya atap?" tanya Rahmi sambil menatap butiran air hujan yang turun.

"Itu udah kan" jawab Bapaknya sambil menunjuk atap kardus dengan sedikit ragu.

"Bukan atap kardus. Rahmi mau punya atap rumah seperti di rumah nona Nisa. Hujan tidak bisa masuk" kata Rahmi polos.

Pak Ahmad, bapak Rahmi merasa sangat kecewa. Kecewa karena ia tidak mampu mewujudkan permintaan anak semata wayangnya. Kecewa karena Rahmi harus turun ke jalan dan ikut mengumpulkan uang demi mewujudkan apa yang dia impikan selama ini. Ia merasa Tuhan tidak adil, harus memberikan gadis semungil Rahmi cobaan seperti ini. Ia selalu menangis bila mendengar Rahmi dengan polosnya menceritakan mimpinya ke semua penghuni kompleks kumuh itu.Ia juga merasa bersalah jika mengingat hari pertama dimana Rahmi harus turun ke jalan untuk mencari uang dengan cara mengamen. Hari itu adalah hari terburuk untuk Rahmi.

"tapi Rahmi tidak bisa nyanyi" kata Rahmi saat diajak Jaka mengamen.

"pegang kecrekan ini, kamu bisa kan gunain kecrekan? Nanti duitnya bagi dua deh. Kan lumayan tuh duitnya, bisa dipakai buat betulin atap rumah"

Rahmi pun mengangguk dan mengikuti Jaka beridiri di dekat lampu merah.

Semuanya berjalan lancar hingga segerombolan preman datang dan mengganggu mereka ketika mereka sedang sibuk menghitung uang di sebuah gang kecil.

"Heh, yang ngasih ijin lu berdua ngamen ditempat ini siapa? Ini wilayah kita. Lu berdua wajib bayar" kata salah seorang preman yang tampaknya seperti bos gerombolan tersebut.

"Gak ada tulisannya ini wilayah lu pada" kata Jaka dengan berani.

"Apa lu anak kecil. Banyak bacot" seorang preman yang berwajah sangat seram maju dan meninju Jaka.

"U-udah, ini duitnya" kata Rahmi polos.

Dia tidak tega melihat Jaka dipukuli terus menerus.

"Nah, ini baru bener. Lu pinter juga ya anak manis" kata sang bos preman sambil melihat Rahmi dengan tatapan tidak wajar.

"Duitnya udah ditangan lu kan. Sekarang biarin kita pergi" kata Jaka sambil menahan sakit.

"Gue rasa belum cukup. Lu dah berani nentang gue. Dan anak kecil ini tampaknya sangat manis"Sang bos preman mendekati Rahmi yang terlihat gugup.

Jaka mencoba menghentikan sang bos tersebut namun langkah segera dihentikan oleh preman yang lain. Jaka dipukuli bertubi - tubi sedangkan Rahmi diperlakukan dengan tidak senonoh oleh sang bos preman.

Jaka berteriak meminta tolong namun tak satu pun pejalan kaki di gang sempit tersebut berani mendekat.

"Udah ah kita pergi aja, daripada kita dipukuli juga" kata salah seorang pejalan kaki.

Jaka semakin marah mendengar perkataan pejalan kaki tersebut , kemudian dia berteriak dengan terbata - taba karena terus dipukuli

"WOI SIALAN LU YA .... LU G-GAK LIHAT ..........KITA ....... D-D-DIANIAYA ......"

bukkkkk ...............

Beberapa menit kemudian, sang bos tertawa puas dan segera meninggalkan Rahmi yang menangis histeris dan Jaka yang telah kehilangan nyawanya.

Kejadian itu membuat Rahmi trauma dan selalu menangis jika melihat kecrekan yang dulu sempat dimainkannya. Pak Ahmad pun merasa sedih, namun dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya seorang pemulung yang tidak memiliki kekuatan untuk melawan.

Peristiwa itu pun hanya menjadi sebuah cerita pilu untuk Rahmi. Tak ada seorang pun yang mencoba membantunya. Para penghuni kompleks kumuh tersebut hanya menyatakan iba dan memberi saran agar Rahmi tidak berkeliaran lagi. Mereka hanyalah sekelompok warga biasa yang hidup di hari ini untuk berjuang mengisi perut yang kosong. Masalah seperti ini hanya akan menjadi sebuah cerita kecil yang akan hilang seiring berjalannya waktu.

***

"Rahmi, ayo pulang" kata Pak Ahmad mendekati Rahmi yang masih berdiri sambil memegang payung.

"Tunggu sebentar Pak. Hujannya belum reda. Sedikit lagi ya" kata Rahmi

"Lihat, badanmu sudah tidak kuat lagi. Kamu menggigil nak. Ayo pulang"

"Duitnya baru sedikit. Rahmi masih kuat kok. Dikit lagi ya, Rahmi pengen ngumpulin duit buat benerin atap rumah"

Rahmi pun berlari mengejar seorang ibu yang kebingungan melihat hujan yang turun dengan derasnya.

Pak Ahmad menangis di bawah rintik hujan. Hujan yang membuat anaknya tercinta bermimpi. Hujan yang membuat anaknya berjuang sekeras ini. Hujan yang membuatnya merasa gagal sebagai seorang Bapak. Dalam hati ia berdoa, semoga hujan akan selalu membawa berkah dan senyuman untuk Rahmi.

***

Itulah Rahmi dan arti hujan untuknya. Diantara hujan yang membasahi jendela kamarku, aku menatap display laptopku, tampak foto Rahmi yang sangat bahagia di depan rumah barunya yang memiliki atap.

THE END

Pipit said " inspirasi datang dari foto dan puisinya kiki(Pichon) dan kejadian jalan - jalan bareng pengamen dan pengemis waktu pulang dari rumah Tante. Mimpi mereka mungkin sederhana , tapi kesederhanaan itu membuat mereka berjuang dan pantang mengeluh. Rasanya miris kalau melihat diri sendiri yang selalu mengeluh untuk meraih mimpi padahal Allah SWT telah memberikan kehidupan yang setidaknya lebih layak untukku. Bersyukur, jangan mengeluh - September 2009 "



- Regrads Pipit -
Read More..

Minggu, 09 Oktober 2011

NIMOTH

Hello Sunny Shine, howdy? hope all of u doin' fine :)

Hari ini iseng - iseng buka folder sketch, ternyata ada beberapa gambar saya yang belum diwarnain. Iseng - iseng ngewarnain dengan style baru :3 Bagaimana? bagusan yang ini atau sebelumnya?


Special buat si awan yang selama dua tahun ini menemani matahari yang nakal dan jahil :)


- Regrads Pipit -
Read More..

Sabtu, 08 Oktober 2011

AFTER REFRESHING

Assalamualaikum . . .

Hello Sunny Shine, howdy? hope all of u doin' fine . .

Alhamdulillah hari ini ada bahan buat nulis setelah refreshing sehari penuh di Bogor kemarin. Ya, refreshing sekaligus kunjungan industri ke satelit pengendali utama di Cibinong plus jalan - jalan ke Mekarsari XD

Perjalanan sehari kemarin sungguh menyenangkan dan melelahkan.  Sebagai panitia kunjungan industri, saya diharuskan datang ke kampus untuk persiapan jam 5 pagi, ya jam 5 pagi saudara - saudara. Tapi, ujung - ujungnya datang jam 6 juga -_- soalnya jalan di sepanjang kost saya yang notabene jauh di ujung kampus gelap dan sepi kalau shubuh. Serem banget kalau jalan sendiri ke kampus.

Hampir sehari penuh di Bogor, rasanya badan saya mau rontok. Tapi, karena perjalanan pulang yang menyenangkan serta menegangkan semua seakan hilang *tsaah.

Perjalanan pulang ke Bandung menyenangkan karena bus 2 *yang saya tumpangi* dipenuhi dengan orang - orang gokil. Bayangin aja pada iseng buat games dan teka - teki, yang bisa menjawab dikasih hadiah mochi. Okelah, buat yang suka mochi, nah buat orang seperti saya dan beberapa yang lainnya yang tidak suka mochi, games ini sungguh sangat menyiksa. Saya kena tragedi mochi sebanyak 2 kali #nangisdipojokan

Bagian perjalanan yang menegangkan adalah ketika melewati tol cipularang. Si abang Jefry dan Razi dengan gaya santai menceritakan tentang kisah mistis diseputar tempat itu. Belum memasuki bagian pertengahan, cerita dipending. Kenapa????? Bang Jefry dan Razi ketakutan, dan baru pada nyadar kalau malam itu adalah malam jumat saudara - saudara. Alhasil, semua terdiam dan saya komat - kamit didalam hati membaca ayat kursi secara saya duduk di bagian pojok dekat jendela yang menghadap ke arah pinggiran tol cipularang yang gelap dan dipenuhi pepohonan. Iseng - iseng ngelirik ke pohon - pohon itu, degg mendadak ingat tulisan si Pina langsung deh merinding. Cepat - cepat ambil headset trus tutup mata, gimanapun caranya jangan sampai terpikirkan hal yang aneh dan melamun.

Dan alhamdulillah yah, dari dua bus yang digunakan untuk kunjungan industri, semua kembali dengan selamat *clap clap clap

Berhubung otak telah disegarkan kembali dan hari jumat adalah hari libur, saya menyempatkan diri untuk menggambar beberapa sahabat KK, setelah sebelumnya di postingan ini saya menggambar Pina, Madz, dan Pipit.

1. Chilvi

Cewek ini rajin banget blogwalking, tapi bukan hanya sekedar blogwalking, dia juga meninggalkan jejak berupa comment yang dahsyat :)
Pintar menggambar juga lho dan detailnya bagus, nih buktinya :

Dan ini adalah gambar saya untuk Chilvi :)




2. Venus
Suka banget sama nama cewek satu ini dan juga karyanya, baik itu puisi maupun gambar.


3. Ririz

Awal tahu cewek yang satu ini, sempat mikir "jutek banget ya" eh tapi lama - lama orangnya kelihatan asyik. Fashionable, cek aja blognya. Gayanya keren - keren meskipun masih duduk dibangku sekolahan. Pintar menggambar, saya suka gambar realisnya, garis - garisnya halus. Dijuluki ratu kucing karena punya banyak kucing dirumah. Sama kayak saya, dia juga suka owl :)


4. Tommy

Cowok yang satu ini suka meninggalkan comment dibeberapa post saya dan kebetulan dipostingan sebelumnya dia minta digambarin. Hope u like it :)



Cowok pecinta kucing dan dijuluki raja kucing. Setiap tulisan di blognya sarat makna.



6. Special request from Adit

Sebelumnya saya ingin minta maaf karena baru sempat menggambar ini. Sesuai dengan permintaan Adit, dia mau digambar dengan pose lagi ngejitak Bang Mamad.


Ada cerita dibalik gambar ini lho, cekisot :

Suatu hari . . .
Adit : Mad, gue mau minta pendapat lo nih (beresin kertas dan pensil gambar)
Madz : Apaan emang (memandang keluar rumah)
Adit : jadi begini gue itu bla bla bla bla (cerita dengan semangat sambil ngejejerin kertas gambar)
Madz : (ngangguk - ngangguk tapi tetap melihat keluar)
Adit : jadi bagaimana?
Madz : apanya yang gimana? eh emang tadi lo ngomong apa? bisa diulang? gue lagi konsen ngelirik cewek - cewek di depan tadi. Cantik - cantik (nyengir) 
Takk k k k. . . 
Adit : jangan genit Mad, kalau gue ngomong dengarin kek (wajah bete)



- Regrads Pipit -
Read More..