Rabu, 19 Desember 2012

PIMPI SI PELUKIS MIMPI

namanya Pimpi, umurnya tidak diketahui

Sebuah penghapus menggelinding pasrah dari atas meja, tersenggol siku yang runcing dan bergerak ke sana kemari. Rautan pensil memenuhi meja, sudut-sudut kaki meja, bahkan tegel putih bersih. Beberapa cat tampak tumpah begitu saja, meresap di atas kain kanvas yang membisu di bawah meja.

"Yah yah . ." Pimpi mendesis melihat tumpahan cat.

Tangan mungilnya dengan sigap menyamarkan tetesan cat. Padang bunga yang tadi dibuatnya kembali sempurna. Warna-warni dengan bau tiner membekas pada kanvas. Pimpi melompat ke atas kursi, mulai melanjutkan sketsa puteri duyung berambut kuning. Sesekali digigitnya crayola dengan gemas. Menepuk-nepuk crayola itu ke ujung meja.

Done.

Dia bergumam di dalam hati, membuka lembar sketchbook A5 miliknya. Titik-titik kembali menjalin, memilin warna crayola menjadi sebuah garis. Seorang gadis berambut pink dengan topi mungil di ujung kepalanya pun mencuat. Lembaran sketchbook putih tadi telah berubah. Pimpi tersenyum.


- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do u think, say it !