Kamis, 13 Desember 2012

NAKATSU

Jadi, beberapa hari ini saya lagi demen-demennya nonton dorama. Nonton ulang lebih tepatnya. Hanazakari no kimitachi e atau Hana Kimi versi live action tahun 2007 adalah salah satu tontonan bertubi-tubi saya beberapa hari ini.

Doramanya lucu dan pemerannya kece-kece. Ada Shun Oguri (>.<)
Selain itu banyak banget hal yang bisa dipelajari dari dorama itu antara lain tidak mengenal menyerah, setia kawan, dan berjiwa besar.

Nah kali ini saya mau ngebahas yang bagian berjiwa besar. Nakatsu Shuichi.


Intinya si Nakatsu ini suka sama karakter utama yang dikiranya cowok. Dia selalu ada ketika si karakter utama mengalami masalah. Walaupun perangainya urakan, suka banget bercanda tapi dia dewasa. Nah ini, kamu tidak bisa melihat sisi kedewasaan seseorang dari polah tingkah atau ucapannya saja. Terkadang cara menyikapi masalah dengan bijak juga salah satu faktornya.

Sewaktu melihat si Nakatsu, jadi ingat seseorang. Sifatnya sih sama. Sama-sama urakan tapi ketika ngobrol berdua dan curhat, sisi dewasanya terlihat. Tidak jarang bercanda untuk menghilangkan sedih. Hmm, rindu masa itu.

Balik lagi ke Nakatsu. Nakatsu akhirnya menyatakan perasaannya pada karakter pertama (akhirnya dia tahu kalau si karakter utama itu cewek, homo janai/dia bukan homo).


printscreen dari doramanya

Depend on me. I don’t care . . .
I don’t care who you love.

I . . . love you. You love him right? You love Sano. I figured as much. You know . . . your smile always gives me strength. However, your sadness always comes from Sano. I… definitely wouldn’t make you sad


Ah ini adegan so sweet sekali. Rasanya nyess gitu kalau ada cowok setulus ini. Nakatsu tahu kalau karakter utama menyukai Sano tapi dia tetap berusaha berjuang, yah walaupun pada akhirnya patah hati sih. Tapi Nakatsu berjiwa besar. Dia menerimanya meskipun tidak memaksa hatinya untuk berhenti mencintai karakter utama. Toh kalau memaksakan diri melupakan malah gak bakal bisa lupa kan ya . . .

Nah si Nakatsu ini mengangkat kembali memori saya tentang si Pangeran Kodok.

"Aku suka sama kamu"

"Hahahaha, jangan bercanda malam-malam gini"

"Apa perlu aku ke rumahmu sekarang buat ngomong?"

"Eh, jangan"

"Jadi?"

"Maaf aku cuma nganggap kamu sahabat"

Jelaslah. Beberapa tahun lalu sempat punya sahabat baik. Tempat berbagi cerita. Suka sekali memanggil saya dengan sebutan Putri Kodok. Setelah kejadian itu, saya takut semua berubah. Wajar kan ya kalau takut, toh beberapa orang memang tidak bisa menerimanya dan ini memang tidak bisa disalahkan. Maklum jika tidak bisa menerima semua ini. Saya juga pasti begitu.

"Hai "

". . ."

Benar saja, setelah kejadian itu semua terasa canggung. Mendadak sebuah pesan singkat masuk.

"Maaf tadi aku menghindar. Aku hanya belum siap lihat kamu. Maaf banget, kita berteman kan?"

Dan sampai sekarang kita masih berteman, berteman sangat dekat malah. Dia jadi orang pertama tempat saya menangis (dulu). Kadang merasa malu sama diri sendiri, bisa-bisanya berlari ke dia ketika menangis. Tapi dia  tersenyum dan tetap memberi semangat. Ah, dewasa dan besar hati sekali kau Pangeran Kodok.

Jadwal rutin kami, telponan tiap jam 2. Yah, dia kan kerja hingga malam. Curhat tentang pasangan masing-masing. Saling tertawa dengan logat bicara yang telah berubah. Sungguh, rasanya kagum sekali melihatmu Pangeran Kodok.

Tidak mudah me-manage hati dengan ikhlas serta berjiwa besar seperti itu. Pangeran Kodok menyimpan banyak hal yang menyakitkan tapi pada akhirnya menyelamatkan saya dari semua lingkaran setan itu. Dia orang pertama yang ada ketika saya tidak percaya pada siapa pun. Luar biasa bukan? Orang yang kau kecewakan, muncul sebagai orang yang bisa membuatmu percaya.

"Dia setulus itu, kenapa kamu sia-sia kan?"

Persoalan ini tidak semudah itu. Ah biarkan saja orang-orang berkoar dan membuat interpretasi masing-masing. Toh saya dan Pangeran Kodok baik-baik saja hingga sekarang.

Satu-satunya orang yang berjiwa besar dan bersikap baik dengan semua kebodohan yang telah saya lakukan . Semoga segera mendapatkan pasangan hidup, sungguh kau telah banyak berubah sekarang. Dulu baik, sekarang menjadi lebih baik lagi.

Maaf dan Terima Kasih atas semua yang terjadi lima tahun lalu :')

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do u think, say it !