Senin, 22 Oktober 2012

PILIHAN MENTARI I

I

"Jadi, seperti apa pilihanmu?" Ayah bertanya sekali lagi.

Mentari menundukkan kepalanya. Meskipun terpaut beberapa kilometer dari sang Ayah, Mentari tidak dapat menyembunyikan ekspresinya. Bingung.

"Mentari masih terlalu muda"

Handphone putih bersih diremasnya dengan kencang. Bukan itu yang ingin dia katakan tetapi dia tahu bahwa jawaban itulah yang diingankan Ayahnya.

"Mentari juga ingin ada yang menggantikan Ayah untuk menjaga Mentari" batinnya.

"Ayah cuma ingin bertanya kriteriamu" suara berat di seberang pulau terdengar ceria.

"Oh jangan sampai aku dijodohkan"

Mentari mematutkan kepalanya ke tembok perlahan. Bunyi dentuman membuatnya sedikit tenang. Kebiasaan yang aneh namun hanya itulah satu-satu cara untuk membuatnya tetap tenang dan tidak berteriak karena emosi.

"Suara apa itu?"

"Bukan apa-apa kok Yah. Bagaimana keadaan di sana?" Mentari mencoba mengalihkan pembicaraan.

Suasana sejam berikutnya lebih bersahabat bagi hati Mentari. Canda dan tawa yang jauh dari pembahasan mengenai 'penjaga'nya lebih bisa diterima.

Hening.

Mendadak semua canda tawa lenyap.

"Jadi, kembali ke pertanyaan awal. Apa kriteriamu?"

"Hmmmmm" sepertinya Mentari tidak bisa lagi menghindar. Ayahnya selalu seperti itu. Terlalu cepat beberapa juta tahun untuk mengelabui seorang Ayah.

"Ayah cuma bertanya, tidak bermaksud menjodohkan. Bukankah umurmu telah cukup dikatakan matang?"

Suara itu terdengar lembut. Mentari tersenyum. Ah, apapun yang terjadi nanti, pilihan yang ada di depan sana pasti yang terbaik.

"Hafidz Al-Qur'an Yah" jawab Mentari dengan senyum mengembang.

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

3 komentar:

  1. Sebimbang apapun seharusnya Mentari tidak melakukan kebiasaan itu. Dia memang lebih kuat dari tembok. Tapi tidak perlu sampai dibuktikan seperti itu. :D

    BalasHapus
  2. Mentari, kriteriamu bagus :) tapi, apa itu hanya semacam "pengalihan" agar ayahmu sulit mencarikan jodohmu? entahlah.. hehe

    BalasHapus
  3. ^^
    ceritanya baguss. suka deh ama kriterianya Mentari.

    salam kenal mbak :) salam sahabat blogger~

    BalasHapus

what do u think, say it !