Kamis, 22 November 2012

NYATA FIKSI

Tidak semua yang tertuang ke dalam tulisan adalah nyata dan yang hanya berkeliaran di dalam imajinasi adalah fiksi. Dunia sedang aneh, ketika kau mengukir sebuah kata tentang cinta maka asumsi mengatakan bahwa kau sedang jatuh cinta. Padahal dunia tidak tahu, saat itu kau sedang mencari maksud dari cinta atau bahkan sedang menangis menahan perih.

Hari ini aku berjalan menelusuri pepohonan yang menjulang. Ranting-rantingnya menyapaku dari ketinggian, membiarkan berkas mentari mengintip malu dari tiap desahan daun. Waktu seakan berjalan perlahan membiarkan nyanyian angin masuk ke dalam telingaku, membasuh hati yang kering. Nyaman.

Di ujung deretan pohon menjulang, seorang gadis sedang duduk termenung. Tangannya yang ringkih menulis beratus-ratus kata, ini asumsiku melihat begitu banyak kertas dengan tinta hitam kering yang berserakan di bawahnya. Dia tidak menyadari kehadiranku.

Aku bahagia duduk diantara hijaunya dunia.

Begitu tulisan yang terbaca olehku. Aku menatap wajahnya, sendu. Berbulir-bulir airmata jatuh dengan cepat. Pipinya yang mengembang dihiasi aliran kehampaan. Dia bahagia di dunia fiksinya.

“Aku ingin masuk ke dunia mu” tangannya mengelus kertas dengan lembut, “setidaknya aku bisa mengatur hidupku menjadi lebih bahagia”

Aku hanya bisa tersenyum. Tanganku terangkat dan dia menghilang.

Kini aku menggantikan posisinya, duduk termenung membaca sebuah buku. Kisah tentang seorang gadis yang terkurung di dalam kelamnya neraka. Hidup seakan tidak adil baginya, teriakan dan tangis mengharapkan kebahagiaan dilontarkannya. Aku berharap kisahnya berakhir bahagia namun ternyata tidak. Kau tahu, ada beberapa buku yang lebih memilih sad ending dibanding happy ending.

“Keluarkan aku dari dunia kejam ini. Bukan ini mauku, aku diatur oleh manusia tak berhati”

Aku mendengar rintihan dari dalam buku. Tersenyum. Sekali lagi tanganku terangkat, seorang gadis muncul dengan wajah bingung.

Sekali kau meminta padaku untuk bertukar dunia. Sekali itu aku mengabulkan.

Gadis itu berterimakasih, berlari riang seakan baru terbebas dari penjara yang hina. Apakah senyum itu akan terus ada? Ah biarkan saja, itu bukan urusanku lagi.


- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do u think, say it !