Sabtu, 24 November 2012

MENGEJAR MIMPI MENTARI

02.00 AM

Sudah dua hari ini Mentari sibuk mengejar asanya yang dulu terkubur. Tangan, mata, bahkan otaknya terus bekerja. Sibuk sana, sibuk sini, entah apa yang dia kerjakan. Kamarnya yang biasanya rapi teratur, setiap peralatan disusun berdasarkan kegunaan, kini tampak berantakan. Pensil diam disudut lemari, penghapus terhimpit kursi, dan kabel berpelukan kesana kemari.

"Aku lapar"

Mentari memegang perutnya sendiri. Dia ingat seharian ini belum menyentuh nasi. Waktunya habis dipakai untuk mengurus ini itu. Rehat sejenak hanya ketika adzan memanggil dan matanya telah lelah, mengingat kacamata kotaknya hilang entah kemana.

Maaf mbak, jualan kami sudah habis

Sms balasan yang muncul dari salah satu langganan Mentari. 

"Makan apa nih?"

Mata Mentari otomatis melihat sekeliling. Tidak ada sesuatu yang bisa dimakan. Biasanya Mentari mempunyai banyak sekali stock cemilan di lemari kecilnya, namun sudah hampir sebulan ini dia tidak membelanjakan uangnya untuk hal-hal tersebut. Banyak hal yang dia pikirkan. Mimpi yang terkubur itu telah bangkit lagi. Semangatnya memang terlihat redup dari luar tapi langkahnya perlahan mulai maju. Sedikit demi sedikit.

"Waktuku maksimal dua tahun lagi . . ." Mentari bergumam pada dirinya, menepuk pipinya dan kembali bekerja, berharap suara perutnya berhenti berbunyi.

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do u think, say it !