Jumat, 04 Januari 2013

KETIKA MIMPIMU DITERTAWAKAN

Pernahkah kamu menceritakan mimpimu pada seseorang kemudian ditertawakan? Jika iya, pasti sakit. Tapi biarkan saja, jadikan cambukan semangat bukan dendam kesumat.

Saya juga pernah merasakan hal seperti itu tetapi saya lupa siapa yang menertawakan. Yang membekas adalah kata-kata "Terlalu banyak mimpi, di dunia ini uang berbicara"

Semuanya berawal ketika semua file tulisan saya terbaca. Banyak yang belum selesai, tidak sedikit yang sudah tersusun rapi. Banyak kumpulan cerpen yang mau diikutkan dalam lomba tapi terlupakan begitu saja (my bad).

Kirim ke penerbit.

Saya cuma bisa menggeleng. Saya menikmati waktu menulis dengan ringan, damai, menumpahkan cinta di atasnya tanpa skenario. Meskipun saya juga ingin memiliki buku bertuliskan nama saya sendiri tetapi tidak berniat menjualnya, hingga muncullah mimpi itu. Ingin memiliki rumah baca. Bukan rumah baca biasa, rumah baca yang penuh dengan tulisan polos para pecinta tulis menulis yang ikhlas menyumbangkan tulisannya, dicetak seadanya. Dibaca seluarbiasanya oleh para pengunjung. Tiap minggu akan ada kegiatan mendongeng untuk anak-anak yang mampir, berbagi kerajinan tangan yang dibuat bersama. Sebulan sekali membagikan buku ke mereka yang membutuhkan. Ah, indah sekali. Rumah baca Mentari.

Mimpi buah dari rindu akan senyum anak-anak kecil, pecinta buku, dan para orang tua. Rindu merasakan aroma bahagia ruang baca.

Mimpi yang aneh, jaman sekarang gitu loh! Jangan sok beramal deh!

Alhamdulillah~

Ada yang bilang tidak banyak orang yang diberi anugerah bakat. Kata-kata itu memacu saya untuk melangkah sedikit demi sedikit. Mengumpulkan kepingan mimpi besar saya hingga menjadi satu bagian utuh, suatu saat nanti. Tidak apa ada yang menertawakan karena yang saya cari adalah kebahagiaan versi saya sendiri.

Mimpi membuatmu hidup ! Mimpi membuatmu sadar bahwa ada sesuatu yang harus kamu perjuangkan, bangun!

Pembuktian bukan balasan untuk mereka yang tertawa tetapi pembuktian untuk diri sendiri, sejauh mana kamu percaya akan mimpi itu, sekuat mana kamu bertahan untuk menggapainya.

- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

5 komentar:

  1. mimpi saya juga pernah di tertawakan..

    mereka bilang apa yg sy impikan itu kurang realistis..

    tp dalam hati sy sangat percaya bahwa tidak ada yg tidak mungkin di dunia ini bila hal itu telah dilakukan org sebelum kita :D

    BalasHapus
  2. wow mulia banget ka :D jarang org yg punya mimpi kayak gini. sukses yaaa :)

    BalasHapus
  3. Sejak kecil, gue punya mimpi tinggi yang selalu diketawain bahkan sama orang tua gue sendiri. Makanya sampe saat ini gue jadi berjuang keras ngeraih mimpi itu sendiri (tanpa bantuan mereka berdua) untuk buktiin kalo mimpi gue itu bisa bener2 terwujud and bikin mereka merasa bangga... ;)

    Btw, mampir ke blog Gue yak. Lagi butuh suntikan komen buat lomba... :D

    BalasHapus
  4. "bagi yang tidak serius memperbaiki diir, pasti alergi terhadap kritik, saran, dan koreksi" -gymnastiar

    kalau kita pandai mengolah "tertawaan" orang lain menjadi saran dan masukan yang baik buat kita I.Allah mimpinya cpt di jabah yg d atas..
    smangat pit :) stiap orang berhak punya mimpi....

    BalasHapus
  5. Hmm... I feel it :)
    Ditertawakan, lalu mendapat banyak tentangan dalam mencapai mimpi. Heran. Tapi jadikan bahan bakar semangat aja :)

    BalasHapus

what do u think, say it !