Senin, 09 Juli 2012

SO SICK FOR YOU AND ME


Jammy – Man

Gotta change my answering machine. Now that I'm alone ‘cuz right now it says that we can't come to the phone. And I know it makes no sense 'cuz you walked out the door. But it's the only way I hear your voice anymore. (Ne-Yo – So sick/man version)

“Tahan Jammy, jangan sampai kau kalah”  aku menyemangati diriku sendiri.

Aku memandangi handphone ku yang membisu, tidak seperti biasanya. Harusnya malam ini, aku bisa mendengar suaranya yang renyah dan manja. Harusnya malam ini, aku bisa tertawa mendengarnya merengek padaku seperti biasanya. Ah, itu tidak mungkin terjadi karena semuanya telah berakhir. Aku melangkah pelan dan melihat handphoneku sekali lagi. Ingin rasanya mengganti sim card baru atau paling tidak membuang handphone ini tapi, itu tidak mungkin ku lakukan. Aku bimbang sejenak memandang handphone hitam ditanganku.

It's ridiculous. It's been months and for some reason I just can't get over us. And I'm stronger than this, yeah. Enough is enough, no more walkin' round with my head down. I'm so over being blue, cryin' over you. (Ne-Yo – So sick/man version).

Kemudian aku tertawa melihat kebodohanku sendiri. Sebulan sudah dia pergi dari hidupku dan membawa semua yang berharga untukku. Saat mengingat hal itu aku merasa kuat, aku kuat dari sebelumnya. Kebimbangan dan kesedihan di hati coba ku lawan.
Aku ingin mematikan handphone hitam yang masih terdiam di tanganku tapi, tanganku seakan tak mampu bergerak. Aku mengalihkan pandanganku dan berharap agar aku tidak tergoda lagi. Namun, kesalahan terbesar pun ku lakukan. Pandanganku mengarah ke sebuah kalender putih di atas meja.

Gotta fix that calendar I have that's marked July 15th. Because since there's no more you, there's no more anniversary. I'm so fed up with my thoughts of you and your memory. And how every song reminds me  of what used to be. (Ne-Yo – So sick/man version).

“15 Juli” batinku.

Semua kenangan tentangnya kembali menghantuiku. Kini ku tahu, mengapa aku sangat merindukan suara dan kehadirannya saat ini.

“15 Juli” batinku sekali lagi.

Kalau saja semua kesalahpahaman itu tidak terjadi, seharusnya saat ini aku bisa melihatnya duduk dihadapanku merayakan hari pernikahan kita. Aku bisa mencicipi masakannya, tertawa melihatnya melakukan kebodohan saat memotong kue, dan menerima hadiah pernikahan darinya.
Sebuah lagu mengalun indah di kepalaku saat mengingat hal itu.

“Aku tahu apa yang harus ku lakukan”

I'm so sick of love songs, so tired of tears. So done with wishing you were still here said I'm so sick of love songs, so sad and slow. So why can't I turn off the radio? . (Ne-Yo – So sick/man version).

Aku mematikan handphone dan melemparkannya ke atas kasur. Samar – samar aku mendengar suara penyanyi favoritku bernyanyi dengan indah. Lagu tersebut mengalun pelan dan mengingatkanku akan dirinya.
Rasanya sakit. Sakit mendengar lagu tersebut kini menemaniku di dalam kesedihan. Harusnya aku segera mematikan radio yang masih terus mengalunkan lagu kenangan itu tapi, aku tidak bisa dan tidak mau. Aku rasa dia juga akan merasakan hal yang sama jika mendengar lagu ini.

 Sedetik kemudian aku  berharap dia akan muncul dihadapanku tapi, aku tahu itu tidak mungkin.
Aku terdiam dan lagu tersebut terus mengalun dengan tenang.

Leave me alone. Leave me alone. Stupid love songs, don't make me think about her smile or having my first child. I'm letting go, turning off the radio. (Ne-Yo – So sick/man version).

Aku semakin merindukannya.

Aku berdiri sejenak dan membuka laci meja. Aku melihatnya tersenyum menggendong anak pertama kita. Ku usap foto itu perlahan dan kemudian aku tersadar saat melihat sobekan kecil di samping foto tersebut.
Kau saat itu bukan milikku.

15 Juli seharusnya menjadi hari pernikahan kita. Aku kemudian mengingat kejadian itu.
Sebulan yang lalu aku melihatmu di sebuah rumah, sedang tersenyum dan memeluk seorang pria. Aku terkejut dan ingin segera menarikmu tapi, aku tetap terdiam di tempatku berdiri sambil menunggu pria tersebut pergi.

Dan kemudian yang ku ingat adalah kau meninggalkanku sambil membawa semua cintaku dan anak pertama kita.

Aku semakin sedih. Ku robek foto itu menjadi sebuah kepingan dan segera mematikan radio.
“Aku akan melupakanmu Lily” batinku.

***

Lily - Woman

I gotta change the station that I had cause all I hear is you. It just keeps reminding me of all the things we used to do. And I know that I should turn off the radio but it's the only place I hear your voice anymore. (Ne-Yo – So sick/woman version)

Malam ini aku terduduk dalam diam memandang radio tua di sudut kamarku. Aku bimbang karena malam ini tidak seperti malam – malam sebelumnya. Suara penyiar radio yang tenang tidak dapat membuat jantungku berhenti meronta. Ingin rasanya melangkah ke radio tua itu dan mematikannya tapi, inilah satu – satunya cara untuk mendengar suaranya.

“Hahhhhhhhhhh....” aku menghela napas dan tertunduk.

It's ridiculous. It's been months since I spoken to you. You ain't keep in touch, don't know why it came to this. But enough is enough no more walkin' round with my head down. I don't wanna be a fool crying over you. (Ne-Yo – So sick/woman version)

Sebulan sudah aku tidak berbicara dengannya. Aku merasa inilah yang harus ku lakukan agar dia merasa tenang. Aku memang salah tapi aku tahu ini yang terbaik untukku.

Aku ingin menjalani hidupku dengan sedikit cinta untuknya tapi aku rasa semua itu sudah cukup. Terakhir kali aku ingin menyapanya, yang ku dapat adalah penolakan. Cukup sudah, aku tidak ingin menjadi orang bodoh yang berharap dia akan segera memaafkanku.

Gotta fix that calendar I have that's marked July 15th. Cause it seems like you forgot that it was our anniversary. When I heard your song it made it hard to  erase your memory. Now when I hear your song, I know it's meant  for me. (Ne-Yo – So sick/woman version)

Aku yakin saat ini dia masih menganggapku sampah. Aku memandangi kalender di dinding.
“15 Juli” batinku

Aku rasa dia tidak akan pernah mau mengingat hari ini, tanggal ini. Tanggal dimana semua kebahagiaan akan menghampiri kehidupan kita. Tanggal dimana aku mendengarnya mengucapkan sebuah sumpah yang selalu dinantikan oleh semua wanita.

Kemudian aku mendengar sebuah lantunan yang tidak asing bagiku dari radio tua di sudut kamar. Lagu kenangan ku, lagu yang sering dinyanyikannya untukku. Ketika aku merasa sedih, dia selalu ada untukku menyanyikan lagu ini. 


I can't believe that you're so sick of love songs, so tired of tears. You say you love me. Why ain't you here?I'm so sick of your love songs so sad and slow but I just can't turn off the radio. (Ne-Yo – So sick/woman version)

“ itulah lagu yang baru saja di request oleh sahabat kita Jammy....”

Suara penyiar radio membuyarkan lamunanku. Aku tahu dia pasti merasa sedih mendengar lagu ini. Aku tahu dia pasti merasa jenuh dengan semua ini.

Karena aku juga merasakan hal yang sama. Aku tahu dia menyayangiku tapi dia tidak akan mungkin hidup bersamaku setelah semua keputusan pahit yang telah ku ambil.

Seandainya saja dia tahu, ini demi masa depanku. Dan aku tahu aku sangat egois.

Now that I'm gone .Now that I'm gone. I wanna be left alone. And every time I see your smile, It's looking at our child. You should know. Why can't you move on? (Ne-Yo – So sick/woman version)

Sekarang aku telah pergi dari kehidupannya, hidup sendiri dengan segenap cinta.

Sebulan yang lalu, semua kebohongan yang ku lakukan telah terbongkar. Jammy melihatku bersama Doni, suamiku.

Aku tahu dia marah besar padaku meskipun dia tidak mengatakannya. Aku memandang wajahnya yang memerah dan mencoba menjelaskan semuanya.

“ Maafkan aku, kau meninggalkan aku saat bayi kita mulai hidup di dalam perutku. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan jika aku tidak segera menikah. Kau menghilang selama setahun. Kau menghubungiku tiba – tiba dan aku senang. Maafkan aku karena tidak memberi tahumu semua ini. Maafkan aku yang membohongimu. Maafkan aku tapi aku telah memilih jalan hidupku sendiri”

Itulah kata – kata yang ku ucapkan untuknya. Aku memang kejam dan egois. Hal itu menyakitiku dan aku tahu, dia pun tersakiti.

“Mama...”

Aku melihat balita manis yang memanggilku. Senyumnya sangat mirip dengan Jammy. Aku berharap dia tahu dan bisa hidup lebih baik serta mau memaafkanku.


- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do u think, say it !