Senin, 15 April 2013

LONCENG KEMATIAN


Lonceng bangunan tua itu berdentang untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun lebih tampak mati suri. Penduduk desa meringkuk ke dalam selimut mereka masing – masing karena takut akan kenyataan yang terbangun oleh lonceng itu.

Berpuluh – puluh tahun yang lalu, ada seorang pemuda tampan yang hidup di desa. Warna matanya berbeda dari seluruh penghuni desa itu, perak. Pemuda tampan itu bernama Wira. Tidak ada yang tahu asal usul pasti anak Pemuda itu. Ketika mereka tersadar anak itu telah muncul di desa dan memberikan banyak senyuman.

Wira membuka sebuah toko roti dibangunan peninggalan Belanda yang diberikan oleh warga. Sebagai ganti kebaikan warga desa, Wira harus merawat lonceng yang terdapat dibangunan tersebut. Lonceng yang telah berumur ratusan tahun itu merupakan lonceng penanda jam milik desa. Selama ini tidak ada warga yang bersedia merawat lonceng raksasa itu. Wira secara sepihak ditunjuk untuk merawat lonceng itu. Wira yang tampan dengan telaten mulai merawat lonceng tersebut meski apapun yang terjadi.

Senin, ketika hujan membasahi desa dengan liarnya, lonceng bangunan tua berbunyi. Dentang lonceng tersebut tidak menunjukkan waktu saat itu. Seharian penuh lonceng itu terus berbunyi. Warga desa merasa terganggu namun tidak dapat berbuat apa – apa karena hujan menghambat langkah mereka untuk menghampiri bangunan tempat lonceng itu berbunyi. Bagaimana dengan Wira, mengapa dia tidak memperbaiki lonceng itu?

Jawabannya muncul keesokan harinya ketika lonceng tersebut masih terus berdentang. Matahari bersinar cerah, menyisakan kemilau yang indah dibalik tetes akhir hujan. Bangunan tua yang menjulang megah di tengah desa menarik perhatian warga. Dipuncak bangunan tua, tepatnya di atas lonceng tua terdapat sebuah siluet merah yang mengganggu. Siluet itu membuncahkan rasa panik warga. Tubuh Wira yang tertancap dengan mantap. Ujung bangunan yang runcing tampak menembus indah ditengah perut Wira yang berselimut kemeja berwarna merah. Ke dua bola mata Wira yang indah terpelanting di depan pintu bangunan tua, entah bagaimana caranya.

Entah apa yang terjadi, banyak spekulasi yang muncul namun pada akhirnya cerita itu pun terkubur seiring dengan kesunyian desa tanpa dentang lonceng.

Lima tahun kemudian, seorang pemuda tampan lainnya datang mengunjungi desa. Pemuda itu memiliki bola mata berwarna biru sapphire. Mata sendu yang serupa dengan mata Wira. Kemunculan pemuda itu membuat lonceng bangunan tua kembali berbunyi. Tidak ada yang curiga dengan pertanda itu hingga sang pemuda bermata biru sapphire ditemukan meninggal dengan kondisi yang sama persis seperti Wira.

Kejadian ini terus berulang setiap kali desa tersebut dikunjungi pemuda bermata indah.

“Apa mungkin ini kutukan Wira?”

“Kenapa harus pemuda dengan bermata indah?”

Pertanyaan – pertanyaan beberapa puluh tahun kembali terkuak. Kepala desa kemudian memutuskan untuk menutup akses wisata ke desa. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya musibah aneh tersebut. Namun hal tersebut tidak menghentikan musibah.

Secara misterius, setahun sekali seorang warga desa akan melahirkan seorang anak bayi bermata indah. Ketika anak mereka menginjak umur 5 tahun, sang lonceng akan berbunyi dan musibah itu pun kembali lagi. Mungkin ini karma untuk warga desa. Entah karma karena apa? Yang jelas tidak ada satu pun warga desa yang bisa melarikan diri dari semua kejadian ini.

Kepala desa yang merasa frustasi dengan ini semua pun kembali membuka akses wisata ke desa. Sesuai kesepakatan warga, ada baiknya membiarkan warga asing yang terenggut nyawanya dibandingkan warga desa itu sendiri.

Malam ini, seperti yang sudah dikatakan tadi, lonceng besar itu kembali berbunyi. Siluet merah siapakah yang akan tertancap mesra disana? Bola mata indah milik siapa yang akan terpelanting manja di depan pintu bangunan?

Aku hanya bisa memejamkan mataku yang hampa dan tersenyum dari balik lonceng sembari menatap wajah-wajah ketakutan di bawah sana.


- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

4 komentar:

  1. woaaa Kakaaak.. as cool and sadistic as ever ;)
    no comment, just satisfied enough to enjoy the story XD
    cuma kurang gereget kalo selesainya sampai situ aja.. yaah namanya jg cerpen.. hehe^^

    BalasHapus
  2. wooooowww i adore this! bahasanya enak banget suasana mencekam ama sendu nya kerasa :D keep writing kak!

    BalasHapus
  3. psikopat ya?._. atau setan? serem kapiittt

    BalasHapus

what do u think, say it !