“Kapan gue bisa lulus ?”
Sudah hampir enam bulan kata-kata
tersebut dilontarkan oleh Prita. Pagi ini tidak seperti biasanya. Prita tidak
lagi melewatkan waktunya untuk membersihkan diri di kamar mandi atau melupakan
sarapan menggairahkan yang terhidang di meja makan.
“Prita, mbak udah datang nih”
teriak mama dari dapur.
Prita melempar begitu saja kebaya
yang sejak pagi tadi diperhatikannya.
“Ke kamar aku aja mbak Rin”
Prita mengajak wanita muda yang
dipanggil mbak Rin ke dalam kamar. Mbak
Rin mengeluarkan peralatan make-up
nya dan mulai mendandani Prita. Prita memejamkan matanya dan menyerahkan semua
urusan membenahi wajah pada mbak Rin. Prita memang jago dalam beberapa hal
tetapi untuk urusan berdandan, dia menyerah. Beberapa kali percobaan dibantu
mama dan mbak Rin, dandanan yang dihasilkan oleh tangan Prita malah tampak
seperti riasan untuk badut.
“Akhirnya kamu lulus juga ya”
kata mbak Rin memecah kesunyian.
“Hmmm” gumam Prita.
Pikirannya memutar kembali segala
rekaman perjuangannya untuk meraih gelarnya hari ini. Dimulai ketika dia
memijakkan kaki di kampus, mengerjakan tugas hingga larut malam, menghabiskan
uang jajannya pada awal bulan demi membeli buku, makan seadanya diakhir bulan,
hingga menangis memperjuangkan tugas akhir. Sudah sejauh ini, perjalanan yang
sangat panjang dan penuh kenangan.
“Sudah selesai, sana ganti baju
dulu”
Mbak Rin mendorong Prita ke kamar
mandi untuk mengganti baju. Hari ini Prita akan mengenakan kebaya berwarna
seperti kulit jeruk segar, orange.
Sebuah hiasan rambut mengkilap tersemat disebelah kiri kepalanya, menahan
untaian rambutnya yang dikepang kesamping.
“Prita, kamu cantik banget” gumam
mama yang ternyata telah siap dengan kebayanya sendiri.
Setelah sarapan, Prita beserta
keluarganya menuju gedung tempat wisuda dilangsungkan. Aura kebahagiaan sudah
terpancar dari depan gedung. Beberapa Ibu tampak sibuk membantu anaknya
merapikan pakaian serta toga yang dikenakan. Suara tawa serta klik kamera terdengar indah.
Prita menarik napas panjang. Sepertinya
baru kemarin dia memasuki gerbang kuliah. Ada sebuah rasa yang menggelitik
hatinya. Sejak dulu dia menantikan hari ini tetapi kenapa sekarang terasa
sangat menyedihkan?
“Kita bakal berpisah ya?” gumam
salah satu sahabat Prita.
“Semua sudah punya jalan
masing-masing” kata Prita sedih.
“Ini baru awal. Kita kan masih
bisa saling berhubungan. Teknologi sekarang sudah canggih” timpal sahabat
Prita
yang lainnya.
Prita mengangguk. Tangannya kini
sibuk menulis sebuah catatan kecil pada kain putih yang terhampar di depan
gedung. Kain kenangan dari para wisudawan serta wisudawati.
Ini adalah awal dari segalanya. Terimakasih untuk beberapa tahun yang
mengesankan. - Prita
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
beberapa tahun kemudian Prita menikah dan hamil. lalu melahirkan di sebuah rumah sakit ternama. Sayangnya terjadi malpraktik. Prita curhat kepada seorang temannya. Sayangnya lagi Prita justru dituduh mencemarkan nama baik karena curhatan itu dan dijebloskan ke penjara.
BalasHapus.___.V
keren kan lanjutan ceritanya? :P
ini Pritanya beda Bang hahahaha :P
BalasHapus