namanya Pimpi, umurnya tidak diketahui
"Yah yah . ." Pimpi mendesis melihat tumpahan cat.
Tangan mungilnya dengan sigap menyamarkan tetesan cat. Padang bunga yang tadi dibuatnya kembali sempurna. Warna-warni dengan bau tiner membekas pada kanvas. Pimpi melompat ke atas kursi, mulai melanjutkan sketsa puteri duyung berambut kuning. Sesekali digigitnya crayola dengan gemas. Menepuk-nepuk crayola itu ke ujung meja.
Done.
Dia bergumam di dalam hati, membuka lembar sketchbook A5 miliknya. Titik-titik kembali menjalin, memilin warna crayola menjadi sebuah garis. Seorang gadis berambut pink dengan topi mungil di ujung kepalanya pun mencuat. Lembaran sketchbook putih tadi telah berubah. Pimpi tersenyum.
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do u think, say it !