Tanah basah berhamburan. Dua sekop kecil mencungkil gundukan tanah dengan cepat. Srek. Srek. Sarung tangan karet kebesaran membungkus tangan-tangan mungil pemegang sekop.
Splash.
Gundukan kecil tanah yang dicungkil melompat pintar ke wajah salah satu anak. Anak lelaki tersebut otomatis jatuh terjengkang, kaget bukan main.
"Maafkan Bulan"
Lap sana. Lap sini. Tangan kecil itu selincah mungkin membantu mengebaskan tanah. Tapi bukannya makin bersih, wajah anak lelaki dihadapannya malah coreng moreng.
"Wajah Bintang jadi aneh" gadis kecil itu tertawa terbahak-bahak.
Anak lelaki yang dipanggil Bintang pun ikut tertawa menyadari bahwa wajahnya pasti telah sangat kotor. Butuh waktu semenit lebih untuk berhenti tertawa dan saling melempar tanah untuk kembali pada kerjaan mereka sejak sore. Wajah-wajah ceria penuh tawa tadi berubah bersinar. Mereka bersemangat.
Hari ini Bulan bersama tetangganya, Bintang, diajak bermain di salah satu sekolah taman oleh Tante Mery. Sekolah yang mengajarkan anak kecil untuk mencintai alam. Sejak pagi Bulan dan Bintang sibuk mengejar-ngejar anak ayam, memperhatikan proses menetasnya anak ayam, dan memerah susu sapi. Siangnya mereka dibiarkan beristirahat dan sorenya mereka dibebaskan untuk memilih ingin melakukan apapun. Bulan memilih untuk menanam pohon.
Sejak pertama kali datang ke tempat ini, Bulan terkesima melihat pohon raksasa yang ditunjukkan Kak Citra. Kata Kak Citra pohon itu bisa tumbuh dengan indah karena dicintai oleh masyarakat disekitarnya. Tidak ada yang jahil menebas, menggoreskan nama dibatangnya, atau bahkan sekedar iseng mematahkan ranting-ranting rapuh pohon tersebut.
Bulan sepenuhnya terkesima. Matanya berbinar melihat kanopi yang terbentang sangat indah. Sempurna menaunginya dan anak-anak lain dari terpaan sinar matahari. Wush. Wush. Angin yang berhembus pun terasa sangat sejuk. Berbeda sekali dengan suasana kota yang telah sesak oleh gedung pencakar langit.
"Bulan menanam pohon bareng Bintang" teriak Bulan ceria.
Tante Mery mengangguk khidmat. Kak Citra mengambil beberapa benih bunga akasia dan anakan pohon pinus. Memeluk Bulan dan Bintang. Dia senang Bulan menanam pohon dengannya.
"Cepat gede ya pohon" Bulan bergumam.
"Cepat gede" Bintang ikut bergumam.
Kak Citra tersenyum melihat kepolosan itu. Ah indah sekali. Andaikan saja semua orang berpikiran polos seperti ini. Penuh cinta dan mata berbinar memandang keindahan pohon hingga ikut melestarikannya. Hingga dapat kembali merasakan kesejukan dari Maha Pencipta. Kesegaran yang sebenarnya, yang tercipta dari kumpulan kanopi-kanopi pohon.
Andaikan saja semua orang bisa mengerti ini sebelum era modernisasi merenggut semuanya. Ya, semoga saja era modernisasi tidak mengubah kota kecil ini menjadi seperti kota Thneedville dalam film Dr.Seuss The Lorax. Tidak ada pohon asli. Tidak ada udara segar asli. Yang ada hanyalah pohon plastik dan udara segar buatan yang dijual seperti air galon. Ah, mengenaskan sekali.
Nih lihat, akibat sok tahunya manusia "cuma potong satu pohon aja kok, kan demi kebaikan" How bad it possibly be? Just look at it!
Kak Citra kembali tersenyum. Membuang jauh pemikiran buruknya. Setidaknya di tempat ini masih ada anak sekecil Bulan dan Bintang yang peduli terhadap kelestarian pohon. Ya, setidaknya masih ada yang peduli. Semoga kita juga begitu.
Mari menanam pohon!
You don't know me but names Sai
I'm just the O'Hare delivery guy
But it seems like trees might be worth a try
So I say let it grow
My name is Dan, and my name's Rose
Our son Wesley kind of glows
And that's not good so we suppose
We should let it grow
Let it grow
Let it grow
You can't reap what you don't sow
Plant a seed inside the earth
Just one way to know it's worth
Let's celebrate the world's rebirth
We say let it grow
My name's Maria and I am 3
I would really like to see a tree
Lalalalalalee
I say let it grow
I'm granny Norma I'm old and I got grey hair
But I remember when trees were everywhere
And no one had to pay for air
So I say let it grow
Let it grow
Let it grow
Like it did so long ago
Maybe it's just one tiny seed
But it's all we really need
It's time to change the life we lead
Time to let it grow
My name's O'Hare
I'm one of you
I live here in Thneedville too
The things you say just might be true
It could be time to start anew
And maybe change my point of view
Nah! I say let it die
Let it die, let it die
Let it shrivel up and die
Come one who's with me huh?
Nobody.
You greedy dirt bag!
Let it grow
Let it grow
Let the love inside ya show
Plant a seed inside the earth
Just one way to know it's worth
Let's celebrate the world's rebirth
We say let it grow
Let it grow
Let it grow
You can't reap what you don't sow
It's just one tiny seed
But it's all we really need
It's time to banish all your greed
Imagine Thneedville flowered and treed
Let this be our solemn creed
We say let it grow (x4)
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
ya ampun... jadi ingin nonton filmnya. gak kebayang kalau dunia kita bener-bener gak ada pohon dan cuma ada pohon plastik dan udara segar buatan. Ayo menanam!
BalasHapusWih dalem bentuk cerpen. Beneran menginspirasi. Ini keren... :D
BalasHapusBtw, ngeri banget ya bayanginnya kalo di dunia ini beneran ngga ada pohon... >.<
wah ini baru kerren,,,niat banget bikin project :D
BalasHapuscerpen,,,ha ha pengen bisa buat cerpen...
anak kecil yang peduli sama pohon, gimana gedenya ya.... bisa jadi menteri kali ya hehe.... salam kampanye ngeblog BSO :)
BalasHapusSumpah ini keren banget, terutama kalimat "Penuh cinta dan mata berbinar memandang keindahan pohon hingga ikut melestarikannya". Yah melestarikannya. Itu hal terpenting setelah menanam.
BalasHapusMari kita lestarikan pohon dan alam Indonesia kita tercinta, mari kita tanamkan rasa cinta kepada pohon dan dunia.
saya sudah menanam pohon...
BalasHapus:eh ngga da yang tanya ya :D
miris ya dibalik ini semua justru di indonesia di kalimantan tepatnya banyak hutan2 yang gundul cm gara2 kegoisan oknum2 tertentu. Salam kenal ya sist
BalasHapusMampir kesini ya Info Diskon, Kuliner, Lalu Lintas Terbaru Dan Aplikasi Terbaru untuk Android dan Iphone
keren pit, jadi betah ngintipin kebun di rumah. heuheu
BalasHapusaaaaaa kereeeeeen banget mbak tulisannya >.<
BalasHapuswow banget ngeliatnya, unik banget, menuliskan tentang bulan menanam pohon pake cerpen..
salam solid mbak :)
jadi penasaran kamu kayaknya gemar banget memakai nama bulan, bintang, mentari :D
BalasHapusUdara dari galon dan pohonan plastik? ckckck jangan sampai.
*PELUK POHOOON* Hahaha, untungnya dari kecil aku juga diajarkan cinta alam sih. Makanya rumahku rimbuuun banget :D Nice post, pit :D
BalasHapusAnnisa : ayo nonton aja :3 iya gak kebayang -_-,
BalasHapusBang Glen : makasih bang :-) iya ngeri :|
Moerad : aamiin, jangan cuma pengen ayo dimulai :-)
Aqomadin : aamiin :-) salam kampanye :-)
Khaerul : betul (y)
Srulz : hahaha alhamdulillah :D
Konde : begitulah, semoga kita tidak menjadi salah satunya, aamiin.
Salam kenal :-)
Teh Syifa : makasih teteh :-) iya warna hijau bikin seger mata :D
Elyna : aaaaa makasih :-) salam solid :-)
Uzay : hahha :P
iya, jangan sampai, lihat di film aja mengenaskan :|
Mega : wah alhamdulillah :D makasih Meg :-)
Good Job...dalam bentuk cerpen ^_^
BalasHapuskalo seandainya oksigen dijual,,kira2 berapa banyak rupiah yg akan kita keluarkan setiap jamnya?..ngeri...
keren bangeet X)
BalasHapusbisa banget bulannya jadi tokoh wk kreatif euuuy
sedih banget garagara kuota jadi gabisa liat videonya :(
"Cepat gede ya pohon"
BalasHapusAyo kita rawat pohon yg kita rawat pohon yang telah ditanam,
Biar cepet gedhe...
Berbagi Kata Kata Motivasi
BalasHapusJangan Pernah Menghitung Kerugian Karena Akan Membuat Kita Malas Untuk Membangun Kembali Usaha Yang Rugi Tersebut. Kerugian Cukup Sebagai Bahan Instropeksi Diri Agar Kita Tidak Jatuh Pada Lubang Yang Sama.moga bermanfaat salam kenal.
pohon jg makhluk hidup yg jg punya hak hidup sama sperti manusia :)
BalasHapus