Detik jam berbunyi. Tik tok tik tok. Seakan membahana disetiap sudut ruangan. Sunyi sekali. Pagi telah menyambut matahari mengagetkan tiap pelelap dengan sinarnya yang menembus setiap celah rumah. Cerah. Mataku yang terbuka sejak semalam mengerling semangat. Hari yang ku tunggu.
Berlari secepat kilat menuju kamar mandi. Jebar jebur selama beberapa menit. Merapikan penampilan. Balik sana. Balik sini. Ah, genit sekali tampaknya untuk ukuran cowok sepertiku.
Wush!!
Secepat kilat aku berangkat, mengendarai sepeda motor tua. Bunyinya yang mengganggu telinga menjadi teriakan setiap pengguna jalan. Ah, peduli apa.
Splash!
Hampir saja aku menabrak seorang pejalan kaki. Orang tersebut memaki dengan kasar. A B C D, entah apa yang jadi sumpah serapahnya. Seluruh bagian tubuhku telah terfokus pada satu titik. Si sweater biru. Rambut sebahunya menari mengikuti gerakan angin, seakan melambai padaku.
"Ayo Lian belai saja" sebuah suara kecil berbisik-bisik. Imajinasi liar.
Senyumnya merekah seindah mawar di taman. Dua buah garis di bawah mata terbentuk. Manis sekali. Aku berdiam diri menikmati keindahan itu. Tuhan, terimakasih telah memberikanku kesempatan untuk menatapnya seperti ini walau hanya dari jauh, setiap pagi. Tuhan, terimakasih telah menciptakan makhluk seindah dia, sahabatku.
"Lian . . ." tangannya melambai dari jauh.
Aku merapatkan jaket. Saatnya berubah menjadi seorang sahabat.
Lagu penenang, nada dering hape. Entah kenapa suka banget sama lagu ini apalagi versi akustiknya. Jempol!!
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do u think, say it !