Ini memang tengah malam. Tidak ada cahaya matahari seperti pagi tetapi ada hembusan angin sejuk. Emm, sejuk atau dingin? Ah entahlah.
Ini memang tengah malam. Ketika semua mata terpejam sementara mata saya mulai 'menyala' bagaikan lampu yang dipencet tombol on-nya.
Ini memang tengah malam. Suara dengkuran dari kamar depan terdengar jelas. Wah nyenyak sekali tidurnya. Saya cuma bisa senyum-senyum dari balik jendela. Apa saya juga tertidur seperti itu? atau bahkan lebih parah? Ah mana mungkin, toh selama ini tidak ada yang komplain ketika tidur berdua dengan saya.
Ini memang tengah malam. Tangan sibuk mengetik, menuang kilasan mimpi-mimpi yang muncul beberapa hari belakangan ini. Kau tahu, entah kenapa saya jadi rajin sekali menulis fiksi walaupun hanya dengan satu atau dua halaman. Itu karena mimpi yang memaksa saya bertemu dengan tengah malam.
Beberapa hari yang lalu saya bermimpi memliki rumah singgah, muncullah tulisan Amir Amira yang hingga sekarang tidak saya ketahui ujung ceritanya ada dimana. Esoknya saya bermimpi terjebak di dalam sebuah permainan yang mengharuskan saya si gadis lemah (di dalam mimpi itu) untuk bertarung demi menyelamatkan seorang pria, yang sejak dulu saya suka dengan rasa terpendam, muncullah Permainan Cinta untuk Arimbi. Kemarin saya bermimpi hidup sebagai gadis lemah, setiap hari hanya menangis, mengais tumpukan sampah demi mencari uang. Badan bau sangit, rambut acak-acakan, dan wajah coreng moreng. Dibalik itu semua ternyata saya jatuh hati terhadap seorang pria, dingin sekali sikapnya. Jangankan menyapa, tersenyum pun enggan. Entah bagaimana caranya (namanya juga mimpi) saya bisa menghabiskan waktu berkeliling kota bersama pria itu. Menangis dipunggungnya karena merasa itu semua mimpi (hey itu memang mimpi). Merasakan debaran yang tidak biasa. Untuk mimpi ini, saya belum membuat cerita tetapi saya telah memikirkan satu judul, Punggung Hangat Pria Dingin.
Ini memang tengah malam. Masih banyak mimpi yang lainnya tetapi tiga mimpi tadi sungguh sangat menarik perhatian saya. Entah kenapa, saya merasa sosok pria itu selalu muncul di dalam mimpi saya, iya pria yang sama. Wajahnya samar tetapi bentuk badannya tergambar jelas. Tinggi, tegap, memiliki punggung yang hangat.
Ini memang tengah malam. Sudah itu saja, saya mau menghabiskan sisa waktu untuk membaca ulang.
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do u think, say it !