Tatkala kau pikir segala pujian itu indah, mohon pikir sekali lagi. Beberapa hari ini Cahaya sibuk mematutkan bayangan tubuhnya diantara lingkar kehidupan. Merangkai berbagai pola makna dibalik semua sirat rona kebahagiaan. Tidak terhitung berapa kali airmatanya mengalir.
Malam ini, malam keseratus. Genap sudah bulir airmata jatuh merembes kain selimut miliknya. Suara-suara sumbang penuh caci merobek jantung hatinya. Mereka yang dulu mengagungkannya, melempar dia begitu saja. Hanya karena setitik noda. Apalah arti susu sebelanga jika ada nila menetes di kualinya, begitu kata orang.
Tatkala kau pikir segala pujian itu indah, mohon pikir sekali lagi.
Manusia selalu merasa benar untuk urusan kehidupan. Padahal kuasa Tuhan jauh lebih benar, siapa kita berani sekali menghakimi seseorang? (catatan lain, pengingat diri, maaf atas segala salah)
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
beneran menangis 100 hari berturut2??
BalasHapushanya Allah yang patut menghakimi :')
BalasHapus