Selasa, 13 November 2012

UMA

Pintu kamar tertutup rapat, begitu pun dengan jendela dan gorden orange yang membingkainya. Tak ada suara dari dalam ruangan, semua terasa sunyi. Sudut-sudut yang  meriah hanya terdengar dari luar ruangan itu. Dimana beberapa orang tampak berteriak kesal, marah, menangis, bahkan hanya sekedar berbicara tak ada guna untuk mencari perhatian. Di sudut teratas ruangan sunyi, sebuah televisi berpendar menampakkan wujud manusia dengan suara yang dibuat-buat. Hanya itu, kemeriahan di luar sana.

Ruangan yang sunyi.

Uma memeluk bonekanya dengan erat seakan segala rasa gundahnya akan segera berpindah pada boneka itu. Beberapa tetes airmata tampak meninggalkan lekukan basah pada seprai. Entah apa yang ada dipikirkannya.

Jam berdentang dengan kencang. Suara di luar ruangan mulai menghilang, mungkin karena lelah atau bosan. Entahlah.

Pintu kamar terbuka, begitu pun dengan jendela dan gorden orange yang tadi tertutup. Uma tersenyum menghirup udara di luar. Tangannya melambai ke udara. Kakinya menari riang di atas tanah yang lembab.

Uma memang berbeda dan kau tidak bisa menebak isi kepalanya.



- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do u think, say it !