Suara bass dari pengeras di sudut atap terdengar begitu nyaring. Derap-derap langkah kaki terdengar. Ada yang berteriak memanggil kerabatnya yang sedang melamun. Ada yang mematung melihat jam dinding, berharap waktu cepat berlalu.
Antrian panjang memenuhi selasar ruangan. Wajah-wajah berpeluh dengan berbagai ekspresi sigap menunggu. Decit kursi besi membawa nafas kelegaan. Sedikit lagi jarak menuju loket.
Anak-anak kecil tampak bermain riang, tidak peduli suasana yang ramai dan pengap. Ada senyum yang membuncah, decak kejengkelan, serta bibir yang terkatup rapat.
Sepasang muda dan mudi tampak duduk berdempetan seakan disesaki ruang yang sebenarnya lengang. Pemuda tanpa malu-malu menghapus peluh pasangannya, menunjukan kepedulian.
BUMMM !
Sebuah paket terjatuh mencium tegel. Seorang kakek terlihat kikuk membenarkan posisinya. Ada tangan yang mendarat menolong, ada pula yang beristigfar, dan tak sedikit yang hanya melihat.
Jarum jam bergeser sekali lagi. Aku masih menunggu di sudut ruangan, memperhatikan suasana stasiun dan rupa-rupa manusia.
stasiun kiara condong, nungguin Erwin beli tiket |
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do u think, say it !