Di belakang perguruan Pak Ganesha
terdapat sebuah ladang bambu. Bambu tersebut tumbuh sangat subur. Buyan adalah
murid yang dipercaya Pak Ganesha merawat bambu-bambu itu hingga ia dijuluki si
anak bambu.
Setiap pagi Buyan akan berkunjung
ke ladang bambu, memperhatikan serta menyiangi rumput yang berada disekitar
bambu. Tidak jarang Buyan membawa beberapa bilah bambu untuk digunakan diperguruan
atau rebung dari bambu untuk dimasak oleh Bi Lastri.
Buyan selalu sumringah ketika
melihat bambu-bambu tersebut. Membuat beberapa temannya bertanya-tanya.
“Kalian tahu, banyak hal yang
bisa kita pelajari dari bambu. Yang pertama dari siklus hidupnya. Empat tahun
pertama ditanam, akar-akarnya akan tumbuh subur dan kokoh di bawah tanah. Pada
tahun berikutnya barulah batang bambu yang akan menjulang ke langit. Intinya
adalah untuk melakukan sesuatu yang luar biasa, kokohkanlah niat sebagai
pondasi.” Jelas Buyan mantab mengikuti gaya Pak Ganesha.
“Pelajaran berikutnya adalah
bambu merupakan tanaman yang hebat karena bisa ditemukan di daerah mana saja.”
“Nah kalau yang ini aku tahu nih.
Intinya kita harus hidup dimana saja kan?”
Safar dan Indah menyoraki Abu
yang memotong begitu saja penjelasan Buyan. Buyan hanya tersenyum membiarkan.
“Buyan belum selesai bercerita
sudah dipotong begitu saja. Harusnya kau ingat pelajaran yang dikasih Pak
Ganesha, jangan mengambil kesimpulan sebelum selesai menyimak dengan baik.”
Gerutu Indah.
Buyan sekali lagi tersenyum
kemudian menlanjutkan,”benar kata Indah. Yang ingin aku sampaikan adalah bambu
bisa hidup dimana saja karena tergolong ke dalam jenis rumput-rumputan. Jangan
dipotong dulu Abu. Kalau kau tidak percaya coba cek dibuku sainsmu.”
Safar dan Indah tertawa melihat
Abu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Bambu memang unik, jenis rumput
yang tidak lazim. Meskipun bisa hidup di daerah mana saja tetapi bentuk dan
klasifikasinya sama. Intinya adalah tidak peduli darimanapun kita datang,
asalkan kita memiliki karakter yang unik kita pasti akan menjadi orang yang
mudah diingat.”
Safar, Indah, dan Abu mengangguk
sepakat.
“Pelajaran yang bisa diambil dari
bambu selanjutnya adalah bambu memiliki banyak kegunaan. Intinya adalah kita
harus hidup sebagai manusia yang berguna.” Jelas Buyan.
“Kalau yang ini aku sangat
setuju. Jadi, biarkan aku menjadi sangat berguna dengan membawa rebung ini ke
Bi Lastri.”
Abu merampas rebung yang dipegang Indah dan Safar sambil berlari ke
arah perguruan. Safar dan Indah yang kaget segera mengejar Abu. Buyan hanya
bisa tertawa melihat tingkah ketiga temannya itu.
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do u think, say it !