Percik hujan pada setiap sudut
jalan masih membekas. Semua hal tak bisa menampik kedatangan karunia satu ini.
Aku mulai belajar menyebutnya sebagai karunia sejak kau mengalunkan irama indah
itu untukku. Nada-nada itu membuatku lupa akan rasa tidak suka pada hujan di bulan
Desember. Alunan merdu tersebut membelai lembut seirama dengan petrichor yang
berkejaran.
Kepulan asap susu hangat dari
toko seberang menyahut. Aku menengadahkan pandanganku sejenak, berharap bisa
mendengar kembali nada-nada yang membuatku bahagia dan merasakan kesejukan
petrichor hari itu.
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Hujan, nyanyian untuk mereka yang merindu... ^^
BalasHapus