Lonceng bangunan tua itu
berdentang untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun lebih tampak mati suri.
Penduduk desa meringkuk ke dalam selimut mereka masing – masing karena takut
akan kenyataan yang terbangun oleh lonceng itu.
Berpuluh – puluh tahun yang lalu,
ada seorang pemuda tampan yang hidup di desa. Warna matanya berbeda dari
seluruh penghuni desa itu, perak. Pemuda tampan itu bernama Wira. Tidak ada
yang tahu asal usul pasti anak Pemuda itu. Ketika mereka tersadar anak itu
telah muncul di desa dan memberikan banyak senyuman.
Wira membuka sebuah toko roti dibangunan
peninggalan Belanda yang diberikan oleh warga. Sebagai ganti kebaikan warga
desa, Wira harus merawat lonceng yang terdapat dibangunan tersebut. Lonceng
yang telah berumur ratusan tahun itu merupakan lonceng penanda jam milik desa.
Selama ini tidak ada warga yang bersedia merawat lonceng raksasa itu. Wira
secara sepihak ditunjuk untuk merawat lonceng itu. Wira yang tampan dengan
telaten mulai merawat lonceng tersebut meski apapun yang terjadi.
Senin, ketika hujan membasahi
desa dengan liarnya, lonceng bangunan tua berbunyi. Dentang lonceng tersebut
tidak menunjukkan waktu saat itu. Seharian penuh lonceng itu terus berbunyi.
Warga desa merasa terganggu namun tidak dapat berbuat apa – apa karena hujan
menghambat langkah mereka untuk menghampiri bangunan tempat lonceng itu
berbunyi. Bagaimana dengan Wira, mengapa dia tidak memperbaiki lonceng itu?
Jawabannya muncul keesokan
harinya ketika lonceng tersebut masih terus berdentang. Matahari bersinar
cerah, menyisakan kemilau yang indah dibalik tetes akhir hujan. Bangunan tua
yang menjulang megah di tengah desa menarik perhatian warga. Dipuncak bangunan
tua, tepatnya di atas lonceng tua terdapat sebuah siluet merah yang mengganggu.
Siluet itu membuncahkan rasa panik warga. Tubuh Wira yang tertancap dengan
mantap. Ujung bangunan yang runcing tampak menembus indah ditengah perut Wira
yang berselimut kemeja berwarna merah. Ke dua bola mata Wira yang indah
terpelanting di depan pintu bangunan tua, entah bagaimana caranya.
Entah apa yang terjadi, banyak
spekulasi yang muncul namun pada akhirnya cerita itu pun terkubur seiring dengan
kesunyian desa tanpa dentang lonceng.
Lima tahun kemudian, seorang
pemuda tampan lainnya datang mengunjungi desa. Pemuda itu memiliki bola mata
berwarna biru sapphire. Mata sendu yang serupa dengan mata Wira. Kemunculan
pemuda itu membuat lonceng bangunan tua kembali berbunyi. Tidak ada yang curiga
dengan pertanda itu hingga sang pemuda bermata biru sapphire ditemukan meninggal
dengan kondisi yang sama persis seperti Wira.
Kejadian ini terus berulang
setiap kali desa tersebut dikunjungi pemuda bermata indah.
“Apa mungkin ini kutukan Wira?”
“Kenapa harus pemuda dengan
bermata indah?”
Pertanyaan – pertanyaan beberapa
puluh tahun kembali terkuak. Kepala desa kemudian memutuskan untuk menutup
akses wisata ke desa. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya musibah aneh
tersebut. Namun hal tersebut tidak menghentikan musibah.
Secara misterius, setahun sekali
seorang warga desa akan melahirkan seorang anak bayi bermata indah. Ketika anak
mereka menginjak umur 5 tahun, sang lonceng akan berbunyi dan musibah itu pun
kembali lagi. Mungkin ini karma untuk warga desa. Entah karma karena apa? Yang
jelas tidak ada satu pun warga desa yang bisa melarikan diri dari semua
kejadian ini.
Kepala desa yang merasa frustasi
dengan ini semua pun kembali membuka akses wisata ke desa. Sesuai kesepakatan
warga, ada baiknya membiarkan warga asing yang terenggut nyawanya dibandingkan
warga desa itu sendiri.
Malam ini, seperti yang sudah
dikatakan tadi, lonceng besar itu kembali berbunyi. Siluet merah siapakah yang
akan tertancap mesra disana? Bola mata indah milik siapa yang akan terpelanting
manja di depan pintu bangunan?
Aku hanya bisa memejamkan mataku yang
hampa dan tersenyum dari balik lonceng sembari menatap wajah – wajah ketakutan
di bawah sana.
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
jadi intinya? siapa dia?
BalasHapusyang bersembunyi dibalik lonceng?
jadi intinya? siapa dia?
BalasHapusyang bersembunyi dibalik lonceng?
hhaahahah bikin berdebar ajah mank sapa yg di belakang lonceng?
BalasHapussalam solid blogger BSO
Wind dan Rynem : hehehehehe :3
BalasHapus