" karena menunggu itu lebih indah, karena menunggu itu sebuah keajaiban, karena menunggu itu aku menemukan hal yang aku cari, karena menunggu itu bagian dari melihatmu lagi"
***
" berlari dan menjauh, karena ini belum saatnya"
- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Ada baiknya baca cerpen ini sambil dengerin cover The one that got away ini :D Kenapa saya pilih video cover yang ini? Karena sesuai sama cerita :P yang nyanyi juga cowok dan cewek. Maklum ceritanya dari dua sudut pandang juga :D
Semua berawal dari senyuman manis. Kebersamaan selalu membuahkan rasa yang entah bagaimana caranya baru engkau sadari ketika waktu telah berlari jauh.
FAHIRA
1 Maret 2011
Hari ini aku menunggunya ditaman. Sejak awal bertemu dengannya beberapa tahun yang lalu, aku sudah menyukainya.
“Fa?”
Suara seorang pria menyapaku, aku tahu itu bukan dia.
“Hey Tom, Tama mana?” tanyaku sambil melihat ke arah pintu gerbang.
“Well, seperti biasa dia sedang memikirkan cara untuk kabur dari para penggemarnya. Its kinda difficult at this time”
Aku mengangguk lemah. Pratama Surya Candra, kapten basket sekolah kami, pria yang aku suka. Tubuhnya yang atletis serta pembawaannya yang ramah membuat dia disukai oleh banyak gadis, termasuk aku. Tapi, aku menyukainya jauh sebelum dia seperti sekarang. Aku menyukainya sejak dia memberikanku sebotol minuman untuk berbuka puasa. Sederhana, tapi itulah yang membuat rasa ini spesial. Kesederhanaan.
“Kamu suka sama Tama kan?” tanya Tom tanpa tedeng aling – aling.
“Eh itu aku . . “
“Hmmmmm?????” Tom mendekatkan tubuhnya ke arahku. Matanya yang berwarna biru menatap ke dalam mataku.
“Aku . . . aku tidak tahu, banyak sekali gadis yang suka sama Tama”
“Terus??? Does it make any sense? Tidak peduli sebanyak apapun gadis yang berkeliaran di dekatnya, kalau dia memang suka sama kamu maka dia hanya akan menatapmu” Tom menatapku lekat – lekat sekali lagi.
“Tapi, aku hanya gadis biasa. Kau tahu gadis – gadis yang mendekatinya itu . . .”
“Ssssst, sudah ku katakan tadi jika dia suka sama kamu maka semua gadis itu tidak ada artinya” Tom bangkit dari tempatnya duduk lalu melanjutkan “lagipula kamu memang terlalu biasa, hahahaha”
Tom berlari menjauh sambil terus tertawa. Aku hanya bisa merengut menatapnya. Tom memang selalu begitu.
1 April 2011
“Aku tunggu di taman sehabis pulang sekolah ya”
Kata – kata Tama itu selalu terngiang ditelingaku. Apa yang ingin dia katakan padaku?
“Mungkin saja dia mau nembak kamu” Tom membuyarkan lamunanku.
“Di hari april mop? Oh my . . .”
“Hey, menyatakan cinta gak perlu nunggu hari apa ini asalkan orang yang jadi sasaran tepat dan waktunya tepat”
“Tapi . . . .” aku menatap jendela dan membiarkan kata – kata itu menggantung.
“Bagaimana kalau kerjain aja dia? Kalau benar dia nembak kamu, pura – pura nolak aja”
*
“Fa, aku suka kamu sejak pertama kali kita ketemu. Ingat botol minum ini kan?” Tama memberiku sebotol minuman “Sudah sejak lama aku memperhatikanmu tapi baru saat itu aku berani mendekatimu. Mau gak jadi orang yang paling berharga untukku?”
Aku hanya terdiam, antara bahagia dan heran mendengar pernyataan yang ditujukan Tama. Aku ingin berkata iya namun entah kenapa sebuah ide jahil terlintas dibenakku.
“Maaf Tam . . . .”
Setelah itu aku berlari meninggalkan Tama, aku ingin meneriakkan april mop ketika dia mengejarku dan kita akan tersenyum bahagia.
Tapi . . . .
TOM
1 Maret 2011
Aku menatap Fahira dari jauh. Akhirnya hari ini aku bisa memastikan sendiri bahwa dia menyukai Tama. Tama yang selalu dibicarakannya. Mereka berdua tersenyum bahagia meninggalkan sekolah.
“Fahira, aku juga menyukaimu”
1 April 2011
Hari ini akan menjadi hari yang bahagia untuk Tama dan Fahira. Tama juga menyukai Fahira dan kemarin siang dia berkata padaku untuk menyatakan ini semua. Ada rasa sakit yang bergejolak didadaku. Ingin rasanya menggagalkan semua itu tapi mereka sahabatku dan tidak ada hal yang lebih indah daripada melihat mereka tersenyum bersama. Klise, ini tak semudah yang diucapkan.
Drrrrttttt . . .
“Halo? Kenapa Fa? APA!!! Aku kesana sekarang”
*
“Tamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa . . . . .”
Teriakan Fahira begitu pahit terdengar ditelingaku. Tangisnya pecah, wajahnya memerah, dan tubuhnya bergetar. Dia bercerita dengan penuh derita padaku bahwa ketika mengejarnya Tama tertabrak oleh sebuah bus. Fahira tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Tabrakan itu begitu cepat, secepat Tama menghembuskan napasnya.
“Harusnya aku t-t-tidak . . . a-a-aku . . .”
2 April 2011
Fahira terlihat sangat terpukul. Dia terus menyalahkan dirinya atas tragedi itu. Matanya terlihat sembab dan tubuhnya semakin lemas.
“Fa, istirahat sebentar yuk”
Aku menariknya ke dalam kamar Tama.
“Harusnya Tama masih hidup” tangan Fahira mengelus foto Tama dan dirinya yang terpajang di meja belajar.
“Fa, makan dulu”
Aku memberi apel untuk Fahira. Dia melahapnya dengan perlahan sementara air matanya kembali mengalir. Fahira yang malang.
“Tom, bisa tinggalin aku sebentar? Aku mau disini sendiri”
Aku mengangguk dan meninggalkannya.
*
“FA, PLEASE!!FA BERTAHAN !! TIDAK, TIDAK, TIDAK TIDAAAAAAAAAAAAAAAAK”
“Fahira bunuh diri menggunakan pisau yang ditinggalkan oleh Tom untuk mengupas buah. Fahira tidak kuat menerima kenyataan bahwa keisengannya bisa mengakibatkan orang yang disayanginya meninggal. Tom, orang yang pertama kali menemukan mayat Fahira terlihat sangat terpukul. Dia tida menyangka pisau yang dibawanya membuat semua ini terjadi. Setelah Fahira dimakamkan, Tom menggantung dirinya sendiri karena merasa bersalah. Mayatnya ditemukan seminggu kemudian.
Cinta, kadang kita harus bisa menerima kenyataan pahit yang ditimbulkannya. Menerima dengan cara yang bijak, demi kita dan demi mereka yang pergi. Rasa bersalah mungkin sulit untuk dihilangkan begitu saja tapi dengan mengakhiri hidup rasa bersalah itu hanya akan menimbulkan berbagai mata rantai rasa bersalah yang lain.”
- tulisan yang ada digambar ini adalah lirik lagunya Katy Perry, ukuran asli gambarnya gede. Bisa dijadiin wallpaper buat laptop atau komputer (1366 x 786). Kalau mau kasih tahu aja, ntar saya kirim via email :D free :D tapi jangan digunain buat komersil ya :D -
- Regrads Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Untuk setiap kata yang terucap, terngiang dan menggantung indah di dalam hati. Semua semakin terasa ketika waktu berputar maju, perlahan . . . perlahan . . . menarikku melangkah. Aku jatuh dalam euforia dunia yang aneh. Setiap katamu itu, mengingatkanku untuk tetap menjadi aku meskipun dunia menolakku, meskipun mereka membuangku. Terimakasih.
Dear yang jauh disana :)
Ini yang kurasa, ketika sebuah alunan lagu mengingatkanku akan kebimbangan ini . . .
Picture perfect memories scattered all around the floor
Reachin' for the phone 'cause I can't fight it anymore
And I wonder if I ever cross your mind
For me it happens all the time – Lady Antebellum ‘Need You Now’
Jarak itu seperti sebuah tembok besar bagiku. Aku yang selalu ingin diperhatikan, aku yang berusaha terlihat tegar, aku yang sebenarnya rapuh. Aku percaya kau tahu ini. Aku percaya . . .
It's a quarter after one, I'm all alone and I need you now
Said I wouldn't call but I lost all control and I need you now
And I don't know how I can do without
I just need you now – Lady Antebellum ‘Need You Now’
Aku hanya manusia biasa, terkadang aku berusaha keras menahan rasa yang bergejolak. Namun, hatiku lebih berhasil menarik anggota tubuhku untuk melenyapkan rasa ini. Rindu.
" Dua dunia, dua hati, satu pilihan"
- Regrads Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Hello Sunny Shine, howdy? hope all of u doin' fine :)
Setelah bosan sana sini, saya mau nyoba sesuatu yang baru. Yap, bermain - main dengan SAI paint tool :)
Sebenarnya saya udah tahu software ini sejak dua tahun yang lalu tapiiiiiiiiiii . . . saya malas untuk mencobanya. Kenapa? karena saya merasa ribet dan malas -_-,
Tapi setelah baca tutorial dari blognya Shin dan mencobanya perlahan tapi pasti, voila this is it . . .
Buat orang yang saya jadikan model nih gambar, jangan marah ya :P pisssss hehehehe
- Regrads Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
"Kadang, cinta itu bukan tentang aku akan menjagamu, bersamamu, selamanya disampingmu. Tetapi tentang kemurnian rasa untuk melepaskan, merelakan, dan menjaga rasa itu dihati. Inilah fase tersulit. Fase dimana kau diharuskan melepaskannya namun tetap mencintainya"
Teruntuk rintik hujan . . .
Maafkan aku yang sering memarahimu, ketika kau turun dengan tenang disela – sela langkahku yang kecil ini. Kau tahu aku tidak suka padamu karena kau terlihat rapuh. Rapuh bagiku yang selalu bersemangat dan mencintai matahari. Aku tak suka melihatmu melompat diantara tanah yang mengering. Kau terlihat bahagia menangisi dunia, yang bagiku tidak pantas untuk ditangisi.
Lihat sepasang flat shoesku ini. Ada noda disana, noda dari tanah berlumpur yang tercipta karenamu. Aku tidak suka ini, bisakah kau sedikit memahamiku? Hari ini, tolong tahan dulu kerapuhanmu itu.
Jangan marah padaku. Aku bukan tidak bersyukur atas turunnya dirimu di bumi ini. Aku hanya ingin melewatkan hariku dengan indah bersama matahari. Matahari yang bisa membuatku tersenyum. Matahari yang bisa membangkitkan kebahagiaan serta melupakan kesedihan dihari itu. Hari dimana kau muncul dengan sangat menakutkan.
Teruntuk rintik hujan . . .
Aku tidak membencimu karena aku mencintamu, sungguh. Tapi, ijinkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Caraku yang hanya menatapmu dari balkon, tanpa suara serta tanpa menyentuhmu. Tanpa berinteraksi dengan lembutnya rintikmu. Caraku yang hanya meringkuk malas di dalam kamar untuk menikmati hawa dingin yang kau berikan. Caraku yang selalu memarahimu. Klise memang tapi inilah cinta. Wujudnya abstrak dan selalu berbeda untuk tiap hal.
Teruntuk rintik hujan . . .
Tetaplah seperti itu, menjadi hujan yang mencintaiku meskipun kita tidak akan pernah bisa bersatu. Karena aku akan selalu seperti ini, mencintaimu dari hati dan tanpa tindakan pasti hingga terlihat seperti benci. Pesan terakhirku untukmu, kau akan selalu mendapatkan tempat dihatiku, kau akan selalu mendapatkan cintaku tetapi dengan caraku sendiri. Ku mohon mengertilah keadaan ini.
Untuk Hujan - Dari Matahari
- Regrads Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -
Sebuah langkah kaki terpatri dijalan yang sunyi. Mungkin ini bukan jalan yang ingin dilalui langkah itu. Tapi apa boleh buat? Ini takdirnya.
Januari 2012
Tangan dan kaki ini bergerak mengikuti alunan musik. Satu, dua, dan tiga mereka melompat girang bersamaku. Kelas salsa selalu menarik dan aku menyukai hal ini. Tarian, dansa, joget, atau apapun itu namanya, entah itu tradisional maupun modern, aku selalu menyukainya.
Salsa, aku semakin menyukainya karena gadis yang kucinta bernama sama dengan tarian ini. Salsa.
Februari 2012
Panggung dengan lampu kelap – kelip menghiasi malam metropolitan yang ramai. Salsa, tarian dan gadis itu menemaniku membuat malam semakin hangat. Titian langkah terukir manis diatas lantai kayu jati. Kecupan hangat lekukan jemari yang menyentuh kulit satu sama lain membuat jantung memanas.
Irama semakin berpacu, kegilaan akan sentuhan, tubuhku dan tubuhnya diatas lantai jati semakin menjadi. Cepat, kencang, lalu berhenti. Sunyi beberapa detik, lalu riuh rendah penikmat lekukan tadi pun menggema diantara ruangan ini. Penampilan perdanaku dengannya, Salsa.
Maret 2012
Berawal dari suatu malam di atas panggung, berlanjut ke acara makan siang dan nonton berdua. Hanya aku dan dia, tanpa tarian. Dia ceria seperti biasanya, meskipun tetap angkuh. Tipe wanita yang mandiri dan butuh dicintai dalam waktu yang bersamaan. Aku semakin menyukainya.
Aku menunjukkan ketertarikanku padanya. Mencoba menunjukkan sinyal positif akan cinta padanya. Entah dia suka atau tidak. Yang jelas, dia mengajakku menikmati malam yang basah dengan rintihan hujan. Hanya kami berdua, tanpa tarian. Hanya kami berdua, di apartemennya.
April 2012
Pernah merasakan cinta gila? Tidak? Syukurlah karena itu menyakitkan dan sangat bodoh. Aku menyukainya dan dia tahu itu tetapi diantara kita tidak pernah ada sebuah ikatan yang jelas. Hal itulah yang selalu dia katakan. Ketika aku ingin menyatakan keseriusanku dan mengikat hubungan ini ke arah yang lebih jelas, dia menolaknya.
“Kau tahu Arthur aku suka kita seperti ini, bersahabat dengan cinta. Bercumbu tanpa status. Sebuah kebebasan yang menggairahkan”
Aku terjebak di dalam cinta gila.
Setiap aku melihatnya bergandengan mesra dengan pria lain, hatiku bergemuruh perih. Tapi apa yang harus ku perbuat? Aku tidak bisa melarangnya. Siapa aku? Hanya pria yang dipuaskan oleh cinta. Sekali lagi, malam ini bersamanya. Berdua, di apartemennya.
Mei 2012
Dosa. Aku berdosa karena melakukan ini semua. Aku ingin lepas dari desahan cinta ini tapi sulit. Kau tahu arti kecanduan? Ya, seperti inilah rasanya. Dia adalah canduku. Dia adalah ganja ataupun nikotin di dalam hidupku. Aku tahu ini buruk tapi aku tidak bisa melepaskannya.
Raut manjanya, tatapan cintanya, pelukan malamnya, dan kecupannya. Aku berdosa. Semakin berdosa karena terus melakukan ini, sekali . . berkali – kali. Malam yang dingin di metropolitan.
Juni 2012
Banyak pria yang mendekatinya karena kemolekan fisiknya. Lekukan badannya diantara kemeja yang terbuka serta mini skirt. Setiap mata terpaku, terpana, terpikirkan hal – hal yang tidak semestinya. BEJAT !
Apa mau dikata, inilah naluri pria dan dia telah mengusik naluri tersebut. Aku ingin menjaganya tetap suci tapi aku sudah terbelenggu kedalam ketidaksucian dan dosa. Entah aku pria keberapa yang berhasil dipikatnya, aku tidak peduli. Aku menyayanginya. Aku akan menjaganya dengan caraku. Jangan salahkan aku jika para pria yang telah menghabiskan malam bersamanya tidak akan melihat matahari di hari lain. Itu takdir mereka. Takdir yang ku pilihkan.
Salsa, aku akan menjagamu.
Juli 2012
Dimana Salsa? Aku tidak bisa melihatnya lagi sejak malam itu. Malam dimana dia menari bersama pria lain. Dia tertawa lepas. Dia terlihat lebih bahagia. Dia mengumumkan pernikahannya.
Aku merasa tertipu. Kenapa dia memilih pria itu? Pria berbadan tegap yang tidak ada apa – apanya dibandingkan aku. Aku yang selalu bisa memuaskannya.
Salsa, kau milikku !!
Desember 2012
Salsa sekarang menjadi milikku. Dia berbaring manis di atas kasur beralaskan mawar putih. Wajah anggunnya selalu mengisi hari – hariku. Meskipun dia tidak bisa menemaniku menari lagi, aku tetap bahagia.
Salsa, aku menyayangimu.
“Januari 2013, Arthur Phill Luthor yang selama ini dicurigai memiliki masalah dengan kejiwaannya, ditangkap dan dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa. Di dalam kamarnya yang selalu tertutup rapat, ditemukan sesosok mayat wanita yang telah membusuk”
Langkah itu sudah berputar, di satu arah. Arah yang dianggap benar tetapi salah.
- Regrads Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -