Senin, 19 November 2012

RINTIK YANG KU BENCI

Bukankah wajar jika aku tidak menyukainya ? Perciknya begitu menyedihkan buatku. Lembabnya menyakitkan sukmaku. Semuanya kembali terbayang begitu saja tanpa aba-aba yang jelas. Resonansi yang tidak aku sukai seakan memekakkan telinga.

"Hey . ." tepuknya menyadarkanku.

"Apa ?"

"Ayo main di luar. Hujannya indah sekali"

"Kau saja"

Aku kembali ke hari-hariku yang - mungkin hanya aku yang bisa mengerti - bahagia. Sepasang headset hijau, segelas besar air putih, tangan yang sibuk menelusuri laptop entah menulis atau menggambar, dan buncahan senyum yang - mungkin hanya aku yang bisa mengerti - bahagia.

"Hai, mau makan?"

"Tidak juga" Kepalaku setengah masuk ke dalam kulkas.

"Hmmm, tumben keluar kamar. Nyari apaan?"

"Iseng"

Kembali memasang headset. Rintik diluar semakin liar saja sedangkan derajat celcius tubuhku semakin bertambah. Cermin kecil di meja prihatin melihat ke dua pipiku yang memerah.

"Oh tidak, jangan demam" Tanganku otomatis melintang di atas jidat. Panas.

Sudah cukup. Sebaiknya istirahat, setiap hari apa sih yang kamu lakukan di depan laptop? Apa kamu benar-benar sakit atau hanya mencari perhatian.

Handphone putih touch screen itu ku lemparkan begitu saja. Apa yang mereka tahu tentang diriku? Siapa yang ada di sini ketika aku hampir sekarat, berpikir bahwa aku akan mati detik itu juga ? Hanya aku. Siapa yang tahu kalau sejak dulu sesak di dada ini semakin menjadi ketika hujan turun ? Hanya aku.

"Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah . . ."

Tenang saja, semuanya sudah membaik kok :D

Ya, itu yang ingin mereka tahu. Aku si ceria. Ya, itu yang mereka tahu.

Your message has been sent.

Wajar sekali aku membenci rintik kecil ini.

Aku meneguk segelas air putih dengan cepat, mencoba meredakan emosi. Masih tidak bisa. Sebuah jarum kecil mencuat diantara peralatan menjahit. Satu. Dua. Tiga. Menyakitkan juga menyentuh kulit dan daging ditanganku tapi ini menyenangkan. Setidaknya aku bisa merasakan sakit dan melihat gumpalan darah yang membulat. Oh aku masih hidup.





- Regards Pipit, menulis dan menggambar karena cinta -

1 komentar:

what do u think, say it !